Jumat, 29 Oktober 2010

Inception (2010)

Inception



Story :

Domm Cobb (Leonardo DiCaprio), seorang penipu yang mampu mencuri ide seseorang dengan cara memasuki alam pemikirannya ketika orang tersebut sedang berada di alam mimpi. Kemampuan unik ini sering disebut sebagai sebuah kemampuan untuk melakukan extraction. Oleh Saito (Ken Watanabe), yang kagum akan kemampuan Cobb, ia diberikan sebuah tugas yang lebih berat lagi, yakni untuk melakukan penanaman ide di pemikiran seseorang, yang lazim disebut inception.

Untuk menjalankan tugas tersebut, Cobb mengajak rekan-rekannya, Arthur (Joseph Gordon-Levitt), yang merupakan sahabat dan orang kepercayaan Cobb, dan Eames (Tom Hardy), yang memiliki kemampuan untuk menirukan karakter lain. Mereka kemudian juga merekrut Yusuf (Dileep Rao), yang memiliki kemampuan dalam mengolah bahan kimia, serta Ariadne (Ellen Page), murid dari mertua Cobb, Miles (Michael Caine), yang memiliki kemampuan yang mengagumkan dalam hal arsitektur dan ditugaskan untuk membentuk sebuah alam mimpi.

Tugas mereka kini adalah memasuki alam mimpi Robert Fischer, Jr (Cillian Murphy), seorang pewaris sebuah perusahaan, dan menanamkan pemikiran bahwa ia harus menutup perusahaan ayahnya. Sebenarnya, dengan keberadaan tim yang solid dan memiliki kapabilitas yang baik, tugas ini diyakini dapat mudah untuk dilaksanakan. Namun, alam pikiran Cobb sendiri memiliki beberapa hal tersembunyi mengenai almarhumah istrinya, Mal (Marion Cotillard), yang seringkali mengganggu pemikiran Cobb dan akhirnya mengganggu kinerjanya ketika sedang bertugas.


Review :

Ide dr film ini sesungguhnya sederhana... tentang dunia mimpi atau mungkin imajinasi liar dr seorang Nolan... Ide yg bahkan Wachowski Brothers sudah menuangkannya dalam Trilogi Matrix dan Nolan pun katanya terinspirasi dr ide cerita The Matrix. Bedanya The Matrix "mengobrak-abrik" dunia komputer sedangkan Nolan dalam Inception menuangkan ide The Matrix tsb dalam perangkat lunak penting manusia, Otak yang kemudian menjadi landasan utk mengeksplorasi dunia bawah sadar manusia, yakni Mimpi.

Tetapi bukan namanya Nolan kalau tidak bisa membuat ide sederhana tsb menjadi sebuah cerita yang rumit dan penuh lapis tp tetap bisa membuat fokus penonton bahkan seluruh energi penonton tersedot dalam film tersebut. Dan tidak semua produser akan menerima ide film ini dan berani mengeluarkan biaya besar utk memproduksi film ini kalau bukan Nolan yang menjadi jaminan film ini akan menjadi film yg mengeruk keuntungan luar biasa.

Ok, kembali ke filmnya. Inception membenturkan penonton dengan sebuah ide : sebuah kisah yang berlapis dimana mimpi memainkan realitas sedangkan realitas itu sendiri tidak jelas apakah mimpi atau kenyataan. Jalinan mimpi yg dihadirkan oleh Nolan begitu riil yang akhirnya membuat penonton tidak bisa menerka begitu saja apakah ini mimpi atau realita, apakah sudah bangun atau ternyata msh tidur dan bermimpi. Tetapi di sinilah Nolan "membantu" penonton dengan sebuah konsep totem utk bisa membedakan antara realita atau mimpi walaupun akhirnya konsep ini pada akhirnya membuat penonton kembali merasa "terjebak" dalam alur pemikiran Nolan... :hammer:

Berhubung jalinan dialog yang cepat dan rumit, Nolan mengantisipasi kebingungan penonton dengan koreografi aksi yang berkelas tinggi, mulai dr adegan tembak2an, kejar2an ataupun perkelahian digarap dengan luar biasa. Penonton pun dibuat merasa dag dig dug duerr dengan aksi2 yg disuguhkan Nolan.

Untuk aktor dan aktrisnya saya pikir semua bermain dengan baik sesuai dengan porsinya masing2...

Inception akhirnya menyelamatkan muka Holiwut di jajaran film2 musim panas yang diisi dengan film2 reboot, sekuel atau pun jenis film yg lain...

Akhir kata, mimpi itu sesungguhnya adalah produk paling ambisius yang dihasilkan manusia, bukan dalam arti mimpi yang sesungguhnya tp juga dapat dihubungkan dengan keinginan dan harapan manusia. Mungkin film ini adalah mimpi dari seorang Nolan dimana akhirnya mimpi tersebut kini menjadi realita atau mgk kita sendiri yang terjebak dalam mimpi Nolan dalam film tersebut. Keluarkanlah totem milik anda utk mengetahuinya...

9.8/10

All The King's Men (2006)

All The King's Men




Story :

Willie Stark adalah seorang lawyer idealis di sebuah kota kecil khayalan di negara bagian Loussiana, AS. Ia membongkar kebobrokan dewan kota yg melakukan konspirasi pembuatan sekolah dengan sebuah perusahaan konstruksi. Tetapi usaha ini gagal dan Willie pun akhirnya sinis terhadap pemkot. Tak lama setelah gedung sekolah tsb berdiri terjadi kecelakaan. Tangga darurat tiba2 rubuh dan mengakibatkan 3 orang anak kecil siswa di sekolah tsb meninggal. Hasil investigasi menyebutkan bhw konstruksi tangga darurat tsb tidaklah layak. Kejadian ini membuat nama Willie berkibar.

Bendahara Kota, Tiny Duffy, membujuk Willie agar mencalonkan diri menjadi Gubernur. Tiny mengatakan bhw dua saingannya hanyalah seorang begundal yg akan kalah dalam pemilihan nanti. Akhirnya Willie pun menyetujui ikut pencalonan gubernur tsb. Di tengah suasana kampanye, melalui Jack Burden, sahabatnya seorang wartawan politik dan Sadie Burke, asisten kampanye Willie, Willie mengetahui bhw dirinya hanyalah tumbal politik dua saingannya. Willie pun berubah dan akhirnya dengan usahanya sendiri ia meraih kemenangan mutlak atas lawan2nya.

Kisah berikutnya adalah tindak tanduk Willie sebagai seorang politikus yang licik tapi cerdik dalam membungkam seteru2 politiknya. Di akhir film akan ada kejadian yg di luar dugaan juga loh dari si Willie...


Review :

All The King's Men adalah film yg diadaptasi dari sebuah novel legendaris dengan judul yg sama karya Robert Penn Warren. Novel yg terbit sekitar tahun 1940an tsb mendapat penghargaan Pulitzer. Bagi sebagian kalangan novel ini menjadi salah satu referensi bagi orang2 yg ingin mendalami dunia politik. Kabarnya di fakultas hukum Harvard, novel ini menjadi bahan kajian bagi mahasiswa2 hukum dalam konteks bahasan politik hukum.

Nah bagaimana dg filmnya?? yeappp, film ini flop... gagal totalll.... menurut pasar..

ttp bgm menurut saya pribadi?? film ini adalah film thriller politik terbaik yang saya pernah tonton selama ini. Jujur, saya sampai tidak beranjak dari kursi utk terus menonton film ini hingga habis. Dialog dan akting dari para pemainnya sungguh prima.

Sean Penn sebagai seorang Willie Stark sangat menghayati perannya. Sebagai tambahan, Willie Stark itu sebenarnya adalah karakter nyata dari seorang poltikus tangguh Lousianna, Huey P. Long. Long adalah senator dari Partai Demokrat yg kebijakan2nya sangat revolusioner dan populis. Kisah hidupnya pun mirip2 dg Willie Stark. Sama seperti Stark yg berasal dari dusun dan sukses karena ditipu, Long pun demikian. Long lahir disebuah kota kecil. Ia seorang yg idealis tp polos. Kepolosannya tsb akhirnya membuat ia sering dimanfaatkan oleh pihak2 yg ingin meraih keuntungan pribadi. Long sama seperti Stark akhirnya sadar dan menjadi karakter yg "kejam" dan gemar "menghabisi" reputasi lawan2 politiknya.

Nah, sean berhasil memerankan karakter Stark/Long dengan baik. Saya melihat beberapa cuplikan pidato2 Long dan boleh saya katakan Sean bnar2 seperti Long, mulai dari gayanya yg eksplosif, suara yg menggelegar dan aksen selatan yg kental. Saya sampai mengira bhw Sean memiliki bakat menjadi seorang politisi kawakan. Mantapppp....

Tokoh2 lain seperti Jack Burden, Sadie dan Tiny yg diperankan oleh Jude LAw, Paticia Clarkson, dan James Gandolfini pun bermain baik pada posisinya masing2.

Skrip yg dihasilkan juga sangat baik sehingga membuat tidak ada celah yg bisa membuat penonton merasa kebingungan.

Ya, memang ini bukan film utk semua orang. Ini bukan film hiburan bagi hati yg penat. Tetapi dari film ini, dan tentunya juga dari novelnya, ada banyak pelajaran universal bagi seseorang, bagi anda dan saya dalam mengelola karir anda menuju kesuksesan, baik di perusahaan maupun di mana anda beraktivitas.

7.5/10

The Book of Eli (2010)

The Book Of Eli



Story :

Eli adalah salah seorang manusia yg selamat dari perang nuklir (saya asumsikan sbg perang nuklir krn situasi yg digambarkan dalam film tsb). Ia berkelana menuju ke Barat utk mengantarkan satu2nya buku penting (dirahasiakan sampai pertengahan film) yg tersisa dari peradaban bumi setelah perang berkecamuk.

Konflik mulai menanjak ketika Eli tiba di sebuah kota kecil yg dipimpin oleh Carnegie dibantu oleh sekelompok geng bersenjata utk mengelola kota tsb. Carnegie adalah penyuka buku dan ia mengirimkan anak buahnya utk mencari sebuah buku yg ia percaya dapat ia gunakan utk memperkuat dan memperluas kekuasaannya. Singkat cerita, Carnegie tahu bahwa Eli membawa buku yg ia mau tsb. Dan terjadilah kejar2an antara Eli dan geng Carnegie. Satu orang utk menyelamatkan buku tsb agar tidak terjatuh ke tangan orang jahat yg satu lagi utk menggunakan buku tsb sebagai kekuatan dan penaklukkan.


Review :

Sudah bnyk film2 produksi holiwut yg bertema post apokalip. Dan kebanyakan hanya berkutat pd adegan2 aksi berdarah2 yg itu2 saja. Ttp walopun begitu ada beberapa film dg tema post apokalip yg cukup menarik perhatian penonton dalam satu tahun terakhir ini. Pertama, The Road, kedua (IMHO) adalah The Book Of Eli.

Utk akting, Denzel dan Gary Oldman bermain cukup baik. Denzel cukup baik memainkan karakter seorang pengelana yg kalem tetapi apabila ia diganggu dan ia merasa sudah di luar kewajaran maka ia berubah menjadi seorang mesin pembunuh yg efektif. Sedangkan Oldman berhasil memerankan seorang pemimpin pintar yg licik dan kejam (saya pikir ini memang sudah trademark seorang Gary Oldman).

Untuk background, The Book of Eli berhasil memeperlihatkan dengan baik sebuah bentuk bumi yg hancur dan peradaban yg kejam. Pengambilan gambar yg memakai warna suram berhasil membuat saya cukup bisa merasakan keheningan sekaligus ketakutan dari sebuah peradaban baru yg liar.

Mgk yg lemah dari film ini adalah skenario dari film tsb. Agak bnyk yg kedodoran dan cenderung memudahkan karakter Eli agar bisa menjalankan misinya dengan sukses. Tetapi kedodoran dari skenario film tsb bisa ditutupi dengan akting yg baik dari dua tokoh utama, Denzel Washington dan Gary Oldman dan juga sedikit mencuri perhatian adalah akting Mila Kunis.

Film ini jg ternyata cukup kontroversial juga, saya cek di IMDB ada banyak komentar yg mengatakan bhw film ini adalah film propaganda yg dibungkus dalam tema apokalip dan lgs memberi nilai buruk thd film ini. Ya, memang film ini adalah film yg menghadirkan nuansa salah satu agama tertentu. Tetapi di akhir film kita menyadari bhw pesan yg disampaikan dalam film ini lebih dari hanya sekedar propaganda belaka dari agama tertentu. Film ini berbicara mslh2 yg menurut saya adalah bagian dari mslh seluruh umat manusia apapun latar belakang mereka.

7/10

Dead Poets Society (1989)

Dead Poets Society


Story :

Neil Perry, Todd Anderson, Knox Overstreet, Charlie Dalton, Richard Cameron, Steven Meeks dan Gerrard Pitts masuk ke sebuah sekolah persiapan terbaik dan terkenal, Welton Academy. Masing2 dari mereka membawa permasalahan2 hidupnya dalam sekolah tsb. Di hari perkenalan, seorang guru bahasa Inggris baru akan menggantikan guru yg lama, nama guru tsb adalah John Keating. John adalah alumni Welton Academy juga.

Gaya mengajar yg unik dari John Keating membuat mereka terinspirasi. Mereka menjadi lebih berani merealisasikan impian mereka. Neil yg berhasrat utk menjadi seorang aktor, Knox yg jatuh cinta terhadap seorang perempuan cantik yg sudah bertunangan, Dalton yang memang menyukai gaya hidup yg puitis dan Todd yg berjuang melepas bayangan kakaknya yg adalah terbaik di Welton Academy. Intinya Keating mengubah pandangan mereka akan kehidupan yg sesungguhnya. Mereka pun berani "menghidupkan" kembali suatu organisasi yg dilarang oleh sekolah, yaitu Dead Poets Society.

Tetapi suatu kejadian tragis yang menimpa Neil membuat keadaan menjadi sulit bagi mereka semuanya...


Review :

Ada beberapa film yang bisa mengubah hidup anda dan cara berpikir anda ttg realita kehidupan. Sayangnya film2 tsb jarang di produksi. Dead Poets Society adalah termasuk dari film2 tsb.

Saya lewati saja bagaimana skenario dan akting dari para pemain karena memang skenario dan akting para pemainnya semua bermain secara optimal. Kredit khusus saya berikan bagi Robin Williams yg dengan cemerlang memerankan John Keating.

Menonton film ini membuat saya (mgk juga anda) kembali teringat akan masa2 di mana kita masih bersekolah/kuliah. Kita menjalankan hidup sesimpel mungkin. Yg penting kita bisa lulus sekolah/kuliah, maen2 dg temen, hang out, dll. Ttp menonton film ini mengingatkan kita bahwa kehidupan ini sangatlah singkat. Semua dari kita akan kembali menjadi debu yg akan diterbangkan angin. Film ini membuat kita mempunyai kewajiban utk "seize the day, and make our lives extraordinary". Kita ditantang setiap harinya utk melakukan yg terbaik dalam kehidupan kita. Berani mengubah apa buruk dan menggantikannya dengan sebuah keindahan. Apapun diri anda dan profesi apa pun yg anda jalani saat ini tidak mempengaruhi bhw kita harus berani mengeluarkan yg terbaik dari yg terbaik dari diri kita. Hanya pengecut yg diam melihat keburukan2 yg terjadi di sekitar dirinya. Yg berani adalah mereka yg sanggup mengubah hal2 buruk tsb menjadi suatu hal yg berharga tinggi dan bermanfaat bagi orang lain.

Ketika menulis review ini, saya pun sadar bahwa saya belum optimal utk membuat yg terbaik dalam kehidupan saya setiap harinya. Tetapi setiap hari saya selalu berusaha utk terus menjadi yg terbaik, apapun harga yg harus saya bayar.

Jika anda saat ini mulai mempertanyakan apa arti dan tujuan sesungguhnya dari hidup anda, maka Dead Poets Society akan membantu membimbing anda ke arah tsb tanpa harus menggurui.....

8/10

Silmido (2003)

Silmido




Story :

Pada bulan Januari 1968, satu unit khusus militer Korea Utara dengan sandi 124, berhasil menginfiltrasi Korea Selatan dengan tujuan membunuh presiden Korea Selatan saat itu, Park Chung-hee. Tetapi misi ini berhasil diketahui oleh militer Korea Selatan sehingga gagal-lah misi tersebut.

Dinas intelijen Korea Selatan menanggapi aksi infiltrasi ini dengan membentuk satu unit khusus utk membalas kejadian lalu. Unit ini dinamakan 684 dengan tujuan utk masuk ke Pyongyang dan membunuh Kim Il Sung, pimpinan tertinggi Korea Utara. Unit khusus ini diambil dari 31 orang narapidana hukuman mati dan akan dilatih di sebuah pulau kecil yang bernama Silmido.

Selama hampir setahun, unit 684 dilatih dengan cara2 yg sangat keras, bahkan melebihi latihan militer pda umumnya. Tetapi di tempat inilah, 31 orang (nantinya akan berkurang anggotanya) menemukan arti loyalitas, kebanggaan, keberanian dan persahabatan seutuhnya. Menjelang misi diluncurkan mereka menjadi sebuah elit khusus yg bisa diharapkan keberhasilannya.

Tetapi pada malam keberangkatan misi, di tengah perjalanan misi mereka dihentikan atas perintah pimpinan pusat. Pemerintah Korea Selatan akan memilih jalan damai utk unifikasi Korea. Hal ini tidak dapat diterima oleh sebagian anggota. Bahkan dinas intelijen yg membentuk satuan elit ini akhirnya memutuskan untuk menghabisi semua anggota unit 684...


review :

Lebih dari 3000 tahun yg lalu ketika China terpecah dalam beberapa kerajaan2 yg saling berperang untuk merebut kekuasaan tunggal, dua buah kerajaan, Wu, yg saat itu adalah salah satu kerajaan kuat menginvasi tetangganya, Yue, sebuah kerajaan kecil yg selama ini boleh dibilang adalah vasal dari kerajaan Wu. Raja Wu, He Lu memimpin sekitar 50 ribu pasukannya menyerang Yue. Invasi ini hampir berhasil sampai suatu ketika, Yue merekrut seorang pemuda cemerlang yg memberikan taktik brilian kepada raja Yue, Guojian. Taktik ini berhasil membuat serangan Wu tertahan bahkan mereka bisa dipukul mundur. Pemuda itu, Fan Li, memerintahkan sekitar 300 orang terpidana mati Yue untuk melakukan misi bunuh diri di hadapan puluhan ribu pasukan Wu. Merasa bahwa mereka juga akan mati dan kecintaan akan negeri Yue, 300 terpidana itu patuh. Singkat cerita, di hadapan puluhan ribu pasukan Wu, 300 terpidana itu melakukan aksi bunuh diri di hadapan pasukan Wu. Mereka menggorok leher mereka. Kejadian yg tiba2 ini membuat shock pasukan Wu. Momentum ini digunakan oleh pasukan Yue utk mengalahkan pasukan Wu.

Seperti yg diketahui bahwa unit 684 adalah unit yg terdiri para terpidana mati. Hal ini membuat mereka tidak ada pilihan lain selain utk menerima tugas bunuh diri ini.

Film ini terinspirasi dari sebuah data yg disembunyikan oleh pemerintah ttg insiden yg terjadi di pulau Silmido. Film ini adalah film pertama Korea Selatan yg mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Lebih dari 10 juta orang Korea Selatan, menonton film ini yg akhirnya membuat film ini sebagai film box office. Rekor Silmido akhirnya bisa dipatahkan oleh Taegukgi kemudian hari. Tetapi sebagai film yg diproduksi dengan biaya yg tidak terlalu mahal, membuat film ini unggul.

Selain akting dari para pemainnya yg prima, Silmido mengajar kepada kita ttg arti sebuah pengorbanan, loyalitas, tugas, moral, tanggung jawab dan persahabatan. Bahkan ketika mereka dikhianati oleh para pencipta mereka, unit 684 tidak lantas menjadi satuan yg lepas kendali. Mereka tetap mendatangi ibukota untuk mendapat pengakuan yg pantas dari ibu pertiwi.

Film ini ditutup dengan sebuah scene yg indah yg mengakhiri "misi mulia" dari unit 684.

7.5/10

Hachiko : A Dog's Story

Hachiko : A Dog's Story




Story :

Prof. Parker Wilson (Richard Gere) tidak sengaja menemukan seekor anjing kecil jenis Akita di stasiun kereta di mana ia tinggal tidak jauh dari tempat itu. Karena pengawas stasiun tidak mau menjaga dan tempat penampungan anjing sudah penuh, Parker memelihara anjing tsb walopun istrinya (Joan Allen) tidak menyetujuinya. Parker menamai anjing tsb sesuai dg kalung yg dipakai anjing tsb, Hachi.

Hari demi hari dilewati oleh Parker bersama Hachi dengan bahagia. Yg lebih mencengangkan Hachi setiap hari setia mengantar kepergian tuannya dan sekaligus menanti kepulangan tuannya setiap harinya pada jam yang sama. Orang2 sekitar stasiun kagum dg hubungan emosional mendalam antara Hachi dan Parker.

Suatu hari ketika akan berangkat kerja, Parker yang mengajak Hachi menyadari bhw kelakuan anjingnya pada pagi hari itu tidak seperti biasanya. Hachi "rewel" sehingga akhirnya Parker untuk pertama kalinya pergi sendirian ke stasiun. Tetapi tidak disangka Hachi akhirnya datang ke stasiun dan membawakan bola kepada Parker. Pdhal Hachi sebelumnya tidak pernah mau bermain lempar ambil bola. Parker begitu senangnya sehingga msh menyempatkan diri bermain dg Hachi.

Tetapi saat itulah Hachi bertemu utk terakhir kalinya dg tuannya, Parker Wlson. Parker mendadak meninggal ketika ia sedang mengajar. Hachi tetap menunggu kepulangan Parker hingga waktu kedatangan kereta habis. Dan akhirnya selama 10 tahun, Hachi selalu datang pada jam yg sama utk menunggu kepulangan tuannya.


Review :

Hachiko : A Dog's Story adalah film yang merupakan kisah nyata yang terjadi di Jepang pada sekitar tahun 1930-an di Shibuya Station. Tokoh utamanya adalah seekor anjing jenis Akita yang setia menunggu kepulangan tuannya selama 9 tahun walaupun tuannya sudah meninggal.

Film ini hadir di tengah berbagai kepungan film holiwut yang penuh dengan aksi kekerasan tiada henti dan efek CGI yg bombastis. Film ini hadir nyaris tanpa dukungan spesial efek yg luar biasa tetapi jujur menurut saya menghasilkan efek yg luar biasa bagi para penonton. Baru kali ini saya melihat di akhir film, bnyk penonton yang matanya memerah dan sembab bahkan msh ada yg msh mencucurkan air mata. Saya pun tms orang mencucurkan air mata selama menonton film ini. Sekarang saya harus menambahkan daftar film yg sanggup membuat saya mencucurkan air mata ketika menontonnya. Halahhhhh.. lebayyyy...

Ok2, yah mgk bnyk orang ini film yg biasa2 aj. Hanya melihat hubungan antara parker dan anjingnya kemudian melihat Hachi datang pada jam yg sama di tempat yang sama kemudian menantikan kepulangan tuannya. Bahkan ada satu scene yg menunjukkan pengulangan. Tetapi saya tidak melihat hal itu. Saya melihat bhw ada sesuatu yg ingin ditnjukkan oleh sang sutradara dan tentunya HACHI melalui film ini kepada penonton. Apa itu? KESETIAAN, KASIH TANPA SYARAT dan DEDIKASI yang luar biasa kepada seseorang yg dicintai. Dan film ini menohok relung hati kita paling dalam ttg hal2 tsb.

Saya pikir tidak ada, manusia ataupun binatang, yang sanggup bertahan selama 9 tahun utk menunggu seseorang. Hachi adalah anomali dari itu semuanya itu. Ia hanyalah seekor anjing tetapi ia sanggup menunggu tuannya selama 9 tahun setiap hari di jam yang sama dan di tempat yg sama sampai akhir hidupnya.

Saya melihat ada 2 hal yg Hachi ingin tunjukkan kepada kita semua :

1. KESETIAAN : ini merupakan kata yang semakin jarang kita dengar di kehidupan yg semakin liar dan hedon. Setiap hari kita disuguhi berita yang menceritakan perselingkuhan, sex bebas, cemburu buta, perceraian dan banyak hal2 buruk lainnya. Hachi mengingatkan kita kembali ttg arti kesetiaan kepada seseorang yang kita cintai. Entah itu kepada orangtua, pacar atau suami/isteri.

2. KASIH TANPA SYARAT : apa yg diperlihatkan Hachi adalah bagaimana ketika manusia bahkan binatang sekalipun akan melakukan hal2 yg “gila” ketika mereka jatuh cinta. “Kegilaan” itu akan memudar seiring waktu kebersamaan, apalagi ketika tidak bersama lagi. Tetapi sekali lagi, Hachi yg hanyalah seekor anjing bisa tetap melakukan hal2 “gila” demi tuannya, selama 9 tahun tanpa putus.

Yeap, mgk banyak yg bilang,”Ah, gombal bgt neh, ga mungkin lah ada yg kek gt.”

Hachi adalah kisah nyata bukan rekaan belaka. Di Jepang kisah Hachi dimasukkan dalam kurikulum SD dipelajari utk menumbuhkan sikap kesetiaan sedari kecil. Hachi adalah simbol bangsa Jepang ttg arti Kesetiaan tiada akhir.

So, ajak keluarga anda, ajak suami/istri, pacar anda utk menonton film yg inspiratif ini. Kemudian ketika anda selesai menonton film ini dan anda mendapatkan poin dari film ini, tidak ada salahnya anda berkata : I LOVE YOU kepada orang yg anda cintai. Bagi yg sudah berkeluarga, perbaharui ikatan janji pernikahan anda yg dulu anda katakan di hadapan Tuhan. Buang semua rasa ego anda. Tidak ada salahnya utk memulai terlebih dahulu. Karena apa? Karena ada satu hal lagi yg ingin Hachi ingatkan kepada kita semua, KITA TIDAK TAHU BERAPA LAMA KITA BISA BERSAMA dengan orang yang kita kasihi.

8/10

Kamis, 21 Oktober 2010

The Orphanage (2007)

The Orphanage


Director : Juan Antonio Bayona
Writter : Sergio Sanchez


Cast :
Belen Rueda : Laura
Fernando Cayo : Carlos

Roger Princep : Simon


Story :
Laura (Belen Rueda) datang kembali ke tempat di mana ia pernah dibesarkan sebagai seorang anak yatim piatu. Ia datang bersama suaminya, Carlos ( Fernando Cayo) dan seorang anak laki2 angkat, Simon (Roger Princep). Laura dan suaminya sepakat untuk memperbaiki bekas panti asuhan tersebut menjadi rumah bagi anak2 yang mengalami keterbelakangan mental. Selagi mempersiapkan rumah tersebut, Simon mengaku ia menjalin persahabatan dg seorang sahabat fantasi yang bernama Tomas (Oscar Casas). Laura dan Carlos menganggap hal tersebut adalah biasa bagi seorang anak2 seperti Simon.

Suatu ketika, Laura kedatangan seorang tamu bernama Benigna (Montserrat Carulla). Benigna mengaku sebagai seorang pekerja sosial yang datang untuk memberitahukan informasi rahasia mengenai anak angkat Laura, Simon. Dalam sebuah dokumen, Benigna menunjukkan bhw Simon positif HIV. Walaupun Laura yang menyadari bhw SImon membutuhkan obat2an tp ia tidak mempedulikan hal tsb. Ia mengusir Benigna. Selepas kedatangan Benigna itulah dimulai serangkai gangguan2 supranatural yang berujung pd hilangnya Simon tepat pd hari acara pembukaan Rumah bagi anak2 keterbelakangan mental.


Review :

Walaupun disutradarai oleh Juan Bayona, The Orphanage sangat kental unsur Del Torro-nya. Nuansa fantasi namun dibalut dg aroma gelap yg mempengaruhi emosi penonton. Walaupun tanpa unsur penampakan makhluk2 menyeramkan atau suara musik yang menghentak, Bayona tetap mampu menghadirkan nuansa seram bagi penonton.

Satu per satu kita diajak oleh Bayona utk memecahkan misteri hilangnya Simon melalui petunjuk2 yang diselipkan bayona dalam setiap scenenya. Alhasil film ini sedikit mencontek apa yang sudah dilakukan Del Torro dalam Pan's Labyrinth, yaitu mengambil unsur fantasi tp dibalut nuansa sendu. Belen Rueda berhasil dengan baik memerankan seorang ibu yang bnar2 mengasihi anaknya sehingga apapun ia lakukan agar dapat menemukan Simon. Roger Princep yang memerankan suami Laura yang berprofesi dokter pun bermain baik. Montserrat Carula sebagai Benigna walaupun hadir dalam 3 scene tp cukup membawa nuansa menakutkan bagi keseluruhan film ini.

Tetapi walaupun ini adalah film Thriller/Ghost Story, Bayona seakan hendak menyampaikan pesan bahwa kasih ibu adalah sepanjang masa bagi anak2nya sehingga sang ibu sanggup melakukan hal2 di luar batas2 logika manusia agar dapat menyenangkan anaknya. Dan pesan ini sangat nyata terlihat pada ending film ini. Ya, memang ending film ini sangat tragis tetapi sekaligus menjadi ending yang membahagiakan, setidaknya bagi saya dan mungkin anda......

8/10

Felon (2008)

Felon

Director : Ric Roman Waugh
Writter : Ric Roman Waugh

Cast :

Stephen Dorff : Wade Porter
Val Kilmer : John Smith
Sam Shepard : Gordon

Story :

Wade Porter (Stephen Dorf), seorang pria yang memiliki usaha sendiri dan beberapa bulan ke depan akan menikahi kekasihnya, Laura Porter. Kehidupannya begitu menyenangkan hingga di suatu malam seorang pria asing masuk ke rumahnya. Wade mengejar pria asing itu hingga ke luar rumah dan memukul pria tsb dg tongkat baseball tepat di kepalanya. Pria asing tsb tewas di tempat. Polisi datang dan menangkap Wade, walaupun Wade mengaku bahwa ini adalah tindakan pembelaan diri, tetapi polisi tidak pduli karena nyatanya si pria asing tsb sdh keluar rumah.

Di pengadilan pun akhirnya Wade mengaku bersalah utk menghindar dari hukuman yg lebih berat. Ia masuk ke penjara, tetapi naasnya ia tidak sengaja terlibat penyerangan salah satu tahanan. Ia pun akhirnya masuk ke dalam sebuah bagian penjara khusus yang menampung tahanan2 yang berbahaya. Di tempat inilah Wade harus berjuang setiap harinya agar bisa selamat dari ganasnya tempat tsb sekaligus melawan kesewenang-wenangan sipir penjara.


Review :

Gw beli film ini karena review yang cukup bagus dari forum sebelah. Dan memang Felon berhasil menghadirkan suguhan film bernuansa penjara yang cukup realistis.

Akting dari Dorf dan Val Kilmer bnar2 luar biasa menurut gw. Dorf sebagai seorang pria baik2 bisa memerankan kegalauan, kesedihan, ketakutan dan akhirnya menjadi bengis secara meyakinkan. Begitu juga dengan Kilmer. Ia berhasil memerankan dg baik seorang tahanan yang kejam tetapi bisa menjadi "mentor" yang baik bagi Wade.

Mll Felon kita bisa tahu bahwa di dalam penjara bukan berbicara mengenai geng atau kelompok, tetapi lebih daripada itu adalah isu rasial. Dalam Felon kita diperkenalkan berbagai kelompok ras, misalnya Aryan Brotherhood yang anggota2nya adalah kulit putih, kelompok Hispanic Latin, kelompok campuran Negro dan Asia. Semua berkumpul satu dengan yg lain dalam satu tempat dan bersaing satu dengan yg lainnya utk menujukkan kekuasaan mereka.

Suka tidak suka, rela tidak rela harus memilih utk masuk ke dalam kelompok yg mana. Karena dengan kelompok lah mereka bisa survive. Kita juga bisa melihat ttg arti pentingnya sebuah kekeluargaan dan tentunya loyalitas. Apabila salah satu tsb dikhianati, maka tidak ada ampun.

Denger2 niy film berdasarkan kejadian yang terjadi di salah satu penjara terkejam di AS, California State Prison, pada tahun 1990an.

gw quote salah satu tulisan dalam film Felon yg jd bahan perenungan kita :

"Usually I'm quoting someone else's words. The least I can do is give you some John Smith originals. They won't be poetic. But they'll be the truth. Yes, prison desensitizes you. But it also forces you to see what's most important. Family. And loyalty. Because a con like you knows neither exists in this place. So don't run from who you've become, felon. Embrace it. Grow from it. And you'll never lose sight of what truly matters. That's my final piece of advice, Wade Porter. You protect your family at all costs. Even if you're forced to kill again. Because if i had to, I’d wipe out the whole planet to get mine back. So long, friend."

7.8/10

Invictus (2009)

Invictus


Director : Clint Eastwood
Writter : Anthony Peckham & John Carlin


Cast :

Morgan Freeman : Nelson Mandela

Matt Damon : Francois Pienaar


Story :

Dekade 90an merupakan masa paling genting dalam sejarah keberadaan Afrika Selatan. Di masa ini, seorang aktivis politik berpengaruh yang menghabiskan 30 tahun masa hidupnya di balik jeruji penjara, Nelson Mandela, naik ke tampuk kekuasaan Afrika Selatan. Naiknya Mandela berarti mengakhiri masa kekuasaan pemerintahan Apartheid yang kejam dan brutal.

Tetapi Mandela segera dihadapkan pada berbagai macam persoalan penting. Kesejahteraan yang buruk, tingkat kriminalitas yang tinggi dan yg paling penting adalah rentannya persatuan dan kesatuan masyarakat Afsel (antara kulit putih dan hitam). Mandela sadar bhw tanpa memperbaiki masalah persatuan dan kesatuan, mustahil utk mencapai tujuan2 lain utk membangun kembali Afsel. Banyak macam yg dilakukan oleh Mandela utk menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsanya, salah satunya adalah tetap mendukung tim rugby terkenal di Afsel, Springboks. Masalahnya Springboks adalah tim yang mulai dari seragam, manajemen dan anggota2 timnya dianggap oleh masyarakat kulit hitam Afsel adl simbol Apartheid itu sendiri. Tetapi Mandela tetap pada keyakinannya mendukung sepenuhnya tim ini dengan resiko kehilangan simpati dan dukungan dari pemilih mayoritasnya ketika pemilihan presiden lalu, yakni masyarakat kulit hitam Afsel....


Review :

Invictus adalah sebuah biopic berdasarkan buku laris John Carlin yang berjudul Playing the Enemy: Nelson Mandela and the Game That Changed a Nation. Buku itu menceritakan sepak terjang Mandela selama masa Piala Dunia rugby di Afsel. Invictus sendiri adalah diambil dari sebuah judul puisi terkenal karya William Ernest Henley, dimana puisi ini menjadi semacam "kekuatan spiritual" buat Nelson Mandela selama masa2 sulitnya di penjara di pulau berbatu, Robben Island. Puisi inilah yang dia tulis kembali utk timnas rugby Afsel sebagai tanda dukungan penuhnya.

Invictus adalah film yang saya berani bilang adalah film yang begitu inspiratif. Film yang menyentuh hati nurani kita akan pentingnya pengampunan dan melupakan kesalahan orang lain serta mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan kelompok atau pribadi. Seperti yang dibilang Mandela dalam film ini : "Forgiveness liberates the soul. It removes fear. That is why it is such a powerful weapon." Atau mengenai masa depan karir pilitiknya, ketika idenya utk mendukung tim rugby Afsel ditentang keras oleh asisten pribadinya :

Brenda Mazibuko : "You're risking your political capital, you're risking your future as our leader"

Mandela : The day I am afraid to do that is the day I am no longer fit to lead.

Satu kelebihan lagi dr film ini adalah, aktor ataupun aktris di dalamnya tidak melebih2kan peran mereka masing. Mereka menjalankan peran mereka apa adanya. Inilah yang membuat film ini berjalan natural, tak ada unsur2 lebay khas film2 holiwut.

Film ini seharusnya ditonton oleh para anggota dewan kita yg terhormat agar bekerja bukan karena kepentingan pribadi atau kelompoknya.

Film ini harus ditonton oleh para pemuka agama kita, dimana seharusnya kesatuan dan persatuan harus tetap dipegang teguh oleh anak2 bangsa.

Film ini harus ditonton oleh para pejabat kita, di mana seharusnya mereka bekerja bukan atas dasar melayani segelintir kelompok tetapi atas dasar kepentingan rakyat banyak.

dan yg paling penting, film ini harus ditonton oleh Presiden bangsa ini agar ia ketika menjalankan pemerintahan ini dengan tidak hanya "curhat", hanya meratapi nasibnya yg selalu dihina oleh para demonstran tetapi harus berani mengambil sikap dan keputusan serta tetap fokus pada tujuan pemerintahannya. Tentunya keputusan dan sikap yg tujuannya utk kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat bangsa ini.

9/10

Confucius (2010)

Confucius


Director : Mei Hu

Cast :
Chow Yun Fat : Kong Qiu
Zhou Xun : Nan Zi

Lu Yao : Lu Zun


Story :

Setelah berhasil memimpin dengan baik suatu kota di wilayah kerajaan Lu, Kong Qiu atau lebih dikenal Confucius, dipromosikan menjadi menjadi Menteri Hukum oleh penguasa Lu saat itu, Duke Ding. Ketika menjabat Menteri Hukum, Kong Qiu sukses mengembalikan tiga buah kota Lu yang diambil oleh kerajaan Qi 30 tahun sebelumnya tanpa berperang. Misinya juga adalah utk mengurangi peran para bangsawan yang menguasai kerajaan Lu saat itu dan juga hampir sebagian besar kerajaan2 di China saat itu. Ia cukup berhasil hingga dipromosikan menjadi Perdana Menteri Lu.

Tetapi lewat sebuah intrik kotor, Kong Qiu dipaksa meletakkan jabatannya dan menjalani pengasingan. Murid2nya yakni, Yan Hui, Zigong, Zilu, Ran Qiu, dll setia menemani Kong Qiu melintasi berbagai wilayah utk menyebarkan pengajaran2nya. Dalam pengembaraan bersama murid2nya inilah Kong Qiu didera oleh berbagai kesulitan dan marabahaya.

Pada tahun 484 SM, penguasa Lu yang baru, mengundang Kong Qiu untuk pulang ke Lu. Hal ini dilakukan karena situasi politik di Lu yang memanas. Apakah Kong Qiu sanggup mengampuni dan mau kembali ke tanah kelahirannya?


Review :

Gw mengenal Confucius dan pengajarannya ketika jaman kuliah dl. Lelah mempelajari konsep pemerintahan Hegel, Montesqiue dkk-nya, gw iseng2 mempelajari konsep demokrasi zaman China kuno. Dari sanalah gw berkenalan dengan Confucius. Jujur aj, ketimbang filsuf2 tata negara yg njilimet dan terlalu kaku, pengajajaran Confucius ttg konsep pemerintahan yang adil sangatlah sederhana.

Ok, kita kupas satu per satu filmnya.

Akting : menurut gw ada beberapa karakter yang mendapat porsi lebih dalam film ini. Kong Qiu, Duke Ding, Nanzhi, Yan Hui dan Zilu. Mengenai Kong Qiu yang diperankan oleh Chow Yun Fat, niy orang bner2 menghayati perannya sebagai orang yang paling berpengaruh sepanjang sejarah China. Mulai dari ekpresi ketegasan, kemarahan, kesedihan dan tangisan semuanya berhasil dijalankan dengan baik oleh Chow.

Duke Ding, diperankan dengan baik. Kita bisa melihat ekspresinya yg bodoh tetapi semuanya hanyalah topeng yang digunakan untuk mengamankan kekuasaannya.

Nanzhi, karakter ini diperankan dengan baik juga. Kita bisa merasakan kepintarannya yang sangguo mengendalikan roda pemerintahan Wei walaupun ia hanyallah seorang permaisuri.

Yan Hui dan Zilu, dua orang murid kesayangan Kong Qiu juga diperankan dengan baik. Yan Hui yang cerdas tetapi sabar dan rendah hati, sedangkan Zilu adalah seorang yang berangasan tetapi memiliki hati yang baik.

Mengenai setting film ini pun digarap dengan cukup baik. Kota2nya dibuat serealis mungkin. Salah satu minusnya mungkin adalah penggunaan teknologi CGI-nya yg masih kasar. Tetapi menurut gw tidak mengurangi kenikmatan dalam menonton film ini.

Melalui Confucius, kita banyak disadarkan ttg arti keadilan, kebenaran dan kesetiaan. Di tengah2 dunia yang mengutamakan popularitas, kekuasaan dan harta, nasihat2 Confucius seperti oasis di padang gurun. Yeap, banyak yang mengatakan ini adalah film propaganda pemerintah China, dan gw pun merasakan hal itu. Tetapi gw ga peduli dengan semuanya itu, Confucius adalah film yg bisa membuat rasa nasionalisme kita tumbuh kembali.

Satu2nya yg minus dari film ini adalah durasinya, 2 jam lebih sedikit kayaknya ga cukup buat film yg inspiratif ini...

7.5/10

Hachiko Monogatari (1987)

Hachiko Monogatari


Director : Seijiro Koyama
Writter : Kaneto Shindo


Story :

Kisah nyata seekor anjing jenis Akita yang bernama Hachi. Hachi dipelihara oleh seorang profesor yang bernama Eisaburo Ueno. Hachi diadopsi oleh keluarga sang profesor. Singkat cerita, Hachi menjadi anjing kesayangan sang profesor. Saking dekatnya, Hachi selalu menemani sang profesor ketika berangkat mengajar dan juga setia menanti kepulangan sang profesor di stasiun Shibuya, Jepang.

Suatu ketika, sang profesor meninggal dunia. Hachi yang tidak mengerti hal ini tetap setia menunggu kepulangan sang profesor di depan stasiun Shibuya, Jepang. Selama 9 tahun Hachi dg setia menunggu kepulangan sang profesor walaupun sang profesor sesungguhnya sudah lama meninggal.

review :

Ini salah satu melodrama terbaik yang pernah gw tonton. Kelebihan dari film ini adalah suasananya terbangun seperti apa adanya, tidak dilebih2kan. Patut diacungi jempol pemeran anjing Hachi. Jujur kalau ada Oscar utk kategori bin(a)tang terbaik, pemeran Hachi layak utk mendapatkan penghargaan tsb.

Menonton film ini terasa menegur hati nurani kita, apakah kesetiaan sejati msh ada dalam nurani kita. Entah itu thd keluarga, pasangan ataupun sahabat.

Well, tontonlah film ini bersama keluarga, pasangan anda atau sahabat anda. Kalau anda memiliki binatang peliharaan, bawalah mereka bersama anda utk menonton filn ini. Kalau anda pencinta binatang anda akan tertawan oleh film ini sejak menit pertama. Kalau anda bukan pecinta binatang, mungkin akan anda menjadi pecinta binatang sehabis menonton film yang menggugah ini.

8/10

Salvador ( 1986 )

Salvador (1986)


Director : Oliver Stone

Writter : Oliver Stone & Rick Boyle


Cast :

James Wood : Richard Boyle

James Belushi : Doctor Rock

John Savage : John Cassady



Story :

Seorang jurnalis, Richard Boyle bersama seorang rekannya, pergi ke Salvador, sebuah negara kecil di belahan Amerika Selatan yang sedang dalam kekacauan politik yang parah pada tahun 1980-an.

Pada awalnya, Boyle pergi ke Salvador utk merubah peruntungannya yang buruk di Amerika Serikat. Tetapi setelah melihat bagaimana situasi politik di Salvador ditambah bahwa dirinya mencintai pacar Salvadornya, Maria, membuat ia sadar bahwa keadaan di Salvador jauh lebih buruk dari perkiraannya.


Review :

Film ini boleh dibilang adalah film "debutan" Oliver Stone utk film2 kontroversi karyanya yg lain seperti, Platoon dan Born Of The 4th Of July. Dalam film ini, dan juga film2 ia lainnya, Stone menyoroti peran militer AS di negara kecil Salvador. Berlatar belakang situasi perang dingin, terlihat bagaimana militer AS berjuang memblokade pengaruh komunis dengan cara mendukung pemerintah militer yang ada. Tetapi yang lebih mirisnya adalah bagaimana AS menutup mata terhadap pembunuhan Uskup Agung Romero yang kritis terhadap pemerintahan militer dan juga pemerkosaan dan pembunuhan 4 orang biarawati Katolik yang setiap harinya membantu para penduduk Salvador yang menderita akibat krisis politik tsb.

Utk akting para pemainnya, James Wood memerankan dengan baik seorang Boyle yang ugal2an, sinis dan terkadang bodoh. James Belushi sebagai pendukung juga bermain lumayan.

Memang di sini Stone menjual kebobrokan militer AS dan pemerintahan milter Salvador, dan ini berhasil dijual oleh Stone dalam film ini. Tetapi walaupun begitu, Stone juga menampilkan kebobrokan milisi komunis yang membunuh para tawanan.

Yah, apapun rezim yang menggantikan, yang susah pastilah rakyat kecil...

7.5/10

*film ini based on true story loh... :D

Law Abiding Citizen (2009)

Ahhhh... Dah lama gw kagak jamah ne blog. Sooo, spy blog gw ga nganggur, gw mau isi blog gw sementara dg review2 film yang udah gw tonton....

Harap maklum klo nanti baca review film dari gw... Soalnya saya bukan pengamat film jempolan macam Roger Ebert atau Noorca M. Masardi... heheheee... Lgpl gw selalu berpendapat bhw kadar bagus atau tidaknya sebuah film kembali lagi pada penilaian masing2 penonton...

Soo, nikmati aja review2 film dari gw... semoga tidak menyesatkan anda.. heheheheee...

*klo blog pacar mayoritas review makanan atau restoran gt, gw mau nandingin dg review2 film di blog gw... hohohohohhooooo... :gamokalahmodon:

Okeeeeeeeeee.... cukup sudah segala cincongnya... gw mau review film pertama :

=============================================================

Law Abiding Citizen



Director : F. Gary Gray
Writter : Kurt Wimmer


Cast :
Gerard Butler : Clyde Shelton

Jamie Foxx : Nick Rice


Rilis : Oktober 2009


Story :

Clyde Shelton tampaknya adalah pria yang beruntung. Memiliki istri cantik dan baik serta putri kecil yang lucu. Tetapi dalam satu malam, keberuntungannya berubah menjadi tragedi. Dua orang penjahat menyatroni rumahnya, seorang penjahat mengikat dan menusuk perutnya. Istrinya yang melihat pun akhirnya ditangkap, diikat, ditusuk perutnya dan diperkosa. Anaknya yang datang juga tidak luput mendapat perlakuan serupa. Semua ini dilakukan di hadapan Clyde yang tidak dapat berbuat apa2.

Ketika para penjahat berhasil ditangkap dan diajukan ke pengadilan. Clyde mendapati bahwa sistem hukum tidak berpihak pada dirinya. Memang satu penjahat dihukum mati, tetapi satu orang yang membantai keluarganya malah hanya mendapat tuntutan pembunuhan tingkat tiga dan hanya dipenjara 5 tahun. Jaksa penuntut, Nick Rice tidak dapat memberikan hasil yang maksimal bagi kepentingan Clyde.

10 tahun kemudian, satu persatu orang yang pernah terlibat dalam kasus Clyde mati dengan cara yang mengenaskan. Clyde pun ditangkap. Tapi ini tidak lantas menghentikan aksi2 Clyde utk menuntut balas.


Review :

Sebagai film yang jauh dari promosi gencar, Law Abiding Citizen ternyata hadir sebagai film yang memiliki skenario kuat dan didukung dengan akting para pemainnya yang maksimal. Gary Gray, sebagai sutradara dapat membuat film bertema hukum ini tidak sulit utk dicerna bagi para penonton yang awam dg masalah hukum.

Dibandingkan dengan Michael Clayton yang jalinan ceritanya rumit dan berliku. Law Abiding Citizen hadir sebagai film yang bagus dan menghibur. Satu lagi kelebihan film ini adalah menyuguhkan berbagai taktik dan strategi tingkat tinggi dari seorang Clyde utk menjalankan rencana2 pembalasannya.

Butler, yang biasanya dikenal sebagai aktor macho dan sering bermain dalam peran2 brutal ternyata bisa hadir sebagai ayah yang baik dan suami yang manis. Tetapi kemudian bisa berubah menjadi pria pemarah setelah hukum tidak berpihak padanya. Merupakan terobosan peran yang baik buat Butler.

Tetapi jauh lebih lagi adalah film ini menyentil sedikit rasa keadilan kita setelah menontonnya. Seperti apakah keadilan itu sesungguhnya? Apakah hukum yang bertugas utk mengawalnya sudah cukup baik utk mengawal keadilan tsb? Dan lebih terpenting lagi adalah apa yang akan anda lakukan jika anda sekarang berdiri sebagai seorang Clyde?

8/10