Sabtu, 31 Januari 2009

Red Cliff Part 3

Mengambil 100 ribu Panah

Sementara itu, di markas pasukan Wu, Zhou Yu beserta para staf militernya termasuk Zhuge Liang sedang mengadakan rapat untuk memformulasikan strategi umum melawan Cao. Sejak awal persekutuan Wu dan Shu tidaklah berjalan mulus. Zhou Yu adalah jenderal muda yang tampan, elegan dan berbakat. Tetapi ia merasakan bahwa Zhuge Liang memiliki kemampuan hebat daripada dirinya. Ia merasa tidak aman dan meyakini bahwa suatu saat nanti, ia akan berseberangan dengan Zhuge Liang. Zhou Yu beberapa kali ingin membunuh Zhuge Liang, tetapi Lu Shu berhasil mencegah Zhou Yu. Lu Shu berpendapat bahwa Zhuge Liang dapat dibunuh ketika peperangan melawan Cao selesai. Saat ini tenaga Zhuge Liang sangatlah dibutuhkan.

Suatu ketika, Lu Shu datang berkunjung ke kemah Zhuge Liang. Liang menyambutnya dengan ucapan selamat kepada Zhou Yu atas kesuksesannya membunuh Cai Mao dan Zhang Yun. Lu Shu terkejut atas pernyataan Zhuge Liang. “Zhou Yu hanya dapat membodohi Jiang Gan,” kata Liang. “Cao akan segera menyadari kesalahannya meskipun ia tidak akan mengakuinya. Harap anda tidak memberitahukan hal ini kepada Zhou Yu. Saya tahu perasaan Zhou terhadap saya.” Lu Shu kagum akan kepintaran Zhuge Liang dalam membaca siasat Zhou Yu untuk melenyapkan Cai mao dan Zhang Yun. Ia berjanji tidak akan memberitahukan hal ini kepada Zhou Yu. Tetapi kenyataannya tidak, begitu bertemu dengan Zhou Yu, Lu memberitahukan apa yang telah dikatakan oleh Zhuge Liang. Zhou Yu merasa terganggu akan hal tersebut. Ia pun berusaha mencari cara untuk menghukum Zhuge Liang.

Keesokan harinya, Zhuge Liang diundang untuk membicarakan masalah strategi melawan Cao.
“Senjata apa yang sangat penting untuk pertarungan di air?” tanya Zhou Yu kepada Zhuge.
“Panah adalah yang terbaik.” Jawab Zhuge.
“Anda benar. Tetapi persediaan anak panah akan segera habis. Dapatkah anda membantu kami untuk mendapatkan anak panah? Kami membutuhkan sekitar 100 ribu anak panah untuk pertempuran berikutnya. Saya sangat berharap anda tidak menolak permohonan ini.”
“Saya pasti akan melakukan yang terbaik.” Kata Zhuge. “Kapan anda mebutuhkan anak-anak panah tersebut?”
“Dapatkan anda menyediakannya dalam waktu sepuluh hari?”
“Musuh dapat datang sewaktu-waktu. Sepuluh hari terlalu lama. Saya akan menyediakan dalam waktu tiga hari.”
“Dalam keadaan seperti ini tidaklah selayaknya anda bercanda!” kata Zhou Yu.
“Bagaimana saya berani bercanda dengan anda? Jika saya tidak dapat menyediakannya dalam waktu tiga hari, saya bersedia untuk dihukum dan bersedia untuk memberikan pernyataan tertulis. Sekarang sudah terlambat untuk memulai. Saya akan memulianya besok. Tiga hari ke depan mulai besok, mohon anda kirimkan 500 orang ke tepi sungai untuk mengambil anak-anak panah pesanan anda.”

Zhou Yu merasa senang dengan hal ini. Ia menyuruh bawahannya untuk menulis dokumen lalu ditandatangani oleh Zhuge Liang. Kemudian Zhou Yu secara rahasia memerintahkan anak buahnya untuk memperlambat kerja mereka dalam membuat panah. Ia yakin bahwa Zhuge tidak akan dapat memenuhi janjinya tepat pada waktunya. Ia juga mengirim Lu Shu untuk mengawasi Zhuge Liang.

Zhuge Liang menyalahkan Lu Shu karena tidak menepati janjinya.
“Tetapi anda sendiri yang memberi masalah pada diri anda sendiri. Bagaimana saya dapat membantu?” kata Lu Shu.
“Kamu dapat membantu saya. Saya ingin meminjam dua puluh perahu darimu, dengan diawaki oleh tiga puluh orang setiap kapalnya. Tolong persiapkan juga paling sedikit seribu orang-orangan dari jerami yang ditutupi dengan kain hitam dan bariskan mereka di kedua sisi kapal. Tetapi harap anda tidak membocorkan hal ini kepada Zhou Yu, atau rencanaku akan gagal!” kata Zhuge.
Lu Shu menjadi bingung, tetapi tetap mematuhi Zhuge. Kapal-kapal telah siap tanpa sepengetahuan Zhou Yu. Hari pertama dan kedua berlalu namun Zhuge belum melakukan apa-apa.

Pada hari ketiga pukul 2 pagi, secara diam-diam Zhuge mendatangi kemah Lu Shu dan mengajaknya untuk mengambil anak-anak panah.
“Dari siapa?” tanya Lu Shu.
“Jangan tanya. Kamu akan melihatnya sendiri.” Jawab Zhuge.
Dua puluh perahu diikatkan menjadi satu dengan tali yang panjang, dan dilayarkan menuju kemah pasukan Cao. Di sepanjang sungai tertutup kabut pekat. Pada pukul 4, kapal-kapal tersebut mendekati kemah pasukan Cao. Zhuge memerintahkan awak kapal untuk menabuh genderang dan meneriakkan kata-kata perang.
Melihat hal ini, Lu Shu terkejut. Ia khawatir musuh akan menyerang.
“Jangan khawatir. Saya lebih terkejut jika Cao mau berspekulasi dengan cuaca seperti ini. Mohon anda tenang. Kita akan kembali jika kabutnya sudah menghilang.”

Cao Cao mendapat laporan dari prajuritnya bahwa angkatan perang Wu datang menantang berperang. Cao mencurigai adanya jebakan dari tantangan tersebut. Untuk menghindarkan hal yang tidak diinginkan, Cao hanya memerintahkan untuk menghujani kapal-kapal perang musuh dengan panah. Cao pun memerintahkan sekitar 5000 pasukan infanteri untuk membantu para prajurit angkatan laut.

Segera saja ribuan anak panah melesat ke arah kapal-kapal perang Wu dengan derasnya. Zhuge Liang memerintahkan agar kapal-kapal dibelokkan untuk mendekati tepi sungai untuk mendapatkan anak panah yang lebih banyak. Sebentar saja, 20 kapal perang Wu sudah dipenuhi oleh ribuan anak panah yang dilepaskan oleh pasukan Cao.

Ketika kabut mulai terangkat dan matahari mulai menampakkan sinarnya, Zhuge Liang memerintahkan agar kapal-kapal perang mundur. Zhuge melihat bahwa orang-orangan dari jerami sudah dipenuhi oleh anak-anak panah. Ia pun memerintahkan anak buahnya untuk berteriak :
“Terima Kasih, Perdana Menteri, atas anak-anak panah ini!”
Anak buahnya pun meneriakkan kata-kata yang diperintahkan oleh Zhuge Liang. Setelah itu mereka mundur kembali ke perkemahan Wu.
Pada akhirnya Cao mengetahui bahwa kapal-kapal perang tersebut hanyalah diisi oleh orang-orangan dari jerami. Ia terlihat begitu terguncang.

“Anda sangat jenius.”kata Lu Shu kagum. “bagaimana anda dapat mengetahui bahwa hari ini akan turun kabut tebal?”
“Seorang Jenderal yang tidak mengetahui astronomi, geografi, dan peluang tidak akan pernah berprestasi besar. Saya telah memprediksi tiga hari yang lalu bahwa akan ada kabut tebal pagi ini. Oleh karena itu saya meminta waktu tiga hari. Saya tahu ketika Zhou Yu menawarkan waktu sepuluh hari, ia tidak memberikan dengan kerelaan hati. Ia menginginkan saya kalah dan dihukum. Tetapi bagaimana mungkin dia dapat melukai saya jika takdir saya ditentukan oleh Langit?”

Mendengar hal ini, Lu Shu semakin mengagumi Zhuge Liang. Sementara itu, 500 prajurit sedang menunggu untuk mengambil anak-anak panah. Setelah dikumpulkan ternyata jumlah anak panah yang ada melebihi 100.000 anak panah. Zhou Yu yang melihat hal ini mau tidak mau mengakui kehebatan Zhuge Liang.

Mereka kemudian bertemu untuk mendiskusikan upaya penyerangan. Zhou Yu memiliki ide, tetapi agak kurang yakin dengan keberhasilan idenya. Zhuge berkata, “Jangan katakan. Cukup kita tulis di telapak tangan kita masing-masing dan nanti kita melihatnya apakah jalan pikiran kita sama.”
Setelah masing-masing melihat, keduanya tertawa karena mereka berdua menuliskan kata yang sama di telapak tangan “API”.

Minggu, 25 Januari 2009

Battle Of Red Cliff Part. 2

Pertunjukan Mata-Mata

Jiang Gan tiba di markas pasukan Wu dengan disambut langsung oleh Zhou Yu. Jiang Gan diperkenalkan langsung kepada prajuritnya. Sebuah pesta makan malam diadakan untuk menjami Jiang Gan. Zhou Yu terlihat sangat bersemangat dengan kedatangan Jiang Gan. Ia memainkan tari pedang dan mendapat sambutan meriah dari para hadirin. Ketika pesta berakhir, Zhou Yu membawa Jian Gan ke dalam kamarnya. “Sudah lama sekali sejak kita berbagi kamar bersama,” kata Zhou Yu. “Sekarang mari kita lakukan lagi malam ini.”

Zhou Yu segera terlelap begitu menyentuh tempat tidur. Sementara itu, Jiang Gan tidak dapat tidur. Ia melihat sekeliling dan menemukan setumpuk kertas di meja. Jiang mendatangi meja tersebut untuk melihat apa tumpukan kertas tersebut. Ternyata, tumpukan kertas tersebut adalah kumpulan surat korespondensi Jenderal Chai Mao dan Zhang Yun. Di dalam surat tersebut mereka menyatakan bahwa penyerahan diri mereka adalah karena keterpaksaaan. Saat ini mereka tidak bersungguh-sungguh melatih angkatan perang Cao. Mereka berjanji apabila waktunya tiba mereka akan menyerahkan sendiri kepala Cao Cao. Jiang Gan segera saja menyembunyikan surat tersebut ke dalam balik bajunya. Ia pun segera mendatangi tempat tidur dan pura-pura tertidur.

Beberapa jam kemudian, Jiang Gan mendengar seorang prajurit membangunkan Zhou Yu.
“Seorang dari utara datang untuk bertemu dengan anda.” Kata prajurit itu.
“Hush!Bicara pelan-pelan.” Kata Zhou Yu.
Zhou Yu memanggil Jiang gan tetapi temannya tersebut tampak tertidur pulas. Zhou Yu pun keluar bersama prajurit itu. Jiang yang berpura-pura tidur menajamkan telinganya, mencoba mencuri dengar percakapan Zhou Yu. Jiang mendengar samar-samar nama Cai Mao dan Zhao Yun disebut-sebut. Tidak berapa lama kemudian, Zhou Yu kembali ke dalam tendanya dan melanjutkan tidurnya.

Menjelang subuh, Jiang bangun. Ia memanggil Zhou Yu tetapi Zhou Yu tidak menjawabnya. Jiang pun menyelinap keluar dan segera meninggalkan markas Wu. Di tengah perjalanan, ia kepergok oleh salah satu prajurit Wu. Prajurit tersebut menanyakan siapa dirinya. Jiang pun menjawab bahwa ia adalah teman Zhou Yu. Ia beralasan bahwa sebenarnya sudah membangunkan Zhou Yu tetapi tampaknya Zhou Yu masih terlihat pulas tidurnya. Prajurit itu pun membiarkan Jiang pergi tanpa ditanyai lebih lanjut.

Sesampainya di markas Cao, Jiang menunjukkan surat tersebut kepada Cao. Segera saja Cao marah dan memanggil Cai Mao dan Zhang Yun. Cao memerintahkan kedua jenderal itu untuk segera menyerang Wu. Cai Mao dan Zhang Yun mengatakan bahwa pasukan belum siap untuk melakukan serangan. Cao mendengar hal ini murka. Ia berpikir bahwa isi surat tersebut benar adanya ketika kedua jenderal itu menolak untuk melakukan serangan. Ia pun memerintahkan kedua jenderal itu dihukum pancung. Cai Mao dan Zhang Yun terkejut mendengar hal ini. Beberapa pejabat pun memohon kepada Cao agar Cai Mao dan Zhang Yun tidak dihukum pancung. Tapi Cao bersikeras dan kedua jenderal itu pun dihukum pancung. Sesaat setelah kedua jenderal tersebut dipancung, Cao menyadari bahwa ia telah terjebak oleh siasat Zhou Yu. Beberapa pejabat menanyakan alasan mengapa Cao menghukum Cai Mao dan Zhang Yun. Cao menjawab bahwa kedua jenderal itu kurang disiplin.

Jumat, 23 Januari 2009

begadang...ohh..begadang....

Kamis ini kembali gw harus begadang lagi. Nyelesein anggaran departemen gw. ud hari ketiga yah tak terasa. bolak-balik micingin mata di depan komputer. ngutak-ngatik biaya supaya nanti hasilnya ga tekor. apa daya hari kamis ini pas meeting td siang, hasil perhitungan gw selama begadang GATOT!!! Gagal Total. Akhirnya dengan mata yang mule mengantuk dan nyokap yg protes gw begadang trus (ga tau apa anaknya dikejer2 dateline anggaran dan berbagai macam kesibukan lainnya... ), gw harus ngerombak total perhitungan biaya gw.

yah sudahlah... balik lagi deh ke kerjaan gw... smoga kelar...

Rabu, 21 Januari 2009

Pirlo....

tiba2 kok jd teringat andrea pirlo...

sejak berita rencana saga transfer Ricardo Kaka, praktis semua mata penikmat sepakbola terutama penggemar AC Milan mengarah pada sosok Kaka.. Pdhal menurut gw ada satu sosok pemain Milan yang sebenarnya Milan akan sangat bodoh apabila melepas pemain ini.

Ya dia adalah sang Deep Playmaker Milan, Andrea Pirlo....

Ia adalah pemain bola yg tidak pernah atau nyaris tidak terdengar berita2nya. Gosip2 miring tidak pernah menerpa kehidupan pekerjaannya ataupun keluarga. Tetapi apabila ia sudah di lapangan hijau maka anda sudah bersiap2 melihat aksi magis-nya. Teknik bermainnya boleh dibilang lembut namun mematikan. Umpan2nya kepada striker2 Milan sangat akurat. Dan salah satu spesialisasinya adalah kemampuannya membobol gawang lawan melalui freekick....

ahh pokoknya niy pemaen ga kalah dibanding Kaka... hehee...

berikut adalah kompilasi hasil2 gol dari "Il Magicio" Andrea Pirlo... :)




Meeting di hari selasa....

Selasa, 20 Januari 2009

Hari ini seharian di sentul meeting anggaran.... pfufff... begadang dimulai lg deh... hehehe....

tapi sebelum begadang seperti biasa jadwal yang harus selalu dilakukan setiap malam. Nelpon pacar... hehehe... ngobrol ngalor ngidul, ketawa-ketiwi, bengong2an, cela2an, smpe manja2an... hihihi... jd semangat lagi ngerjain anggaran setelah denger suara pacar... :P

dan akhirnya malam ini kembali gw harus begadang. memasukkan perhitungan biaya seluruh departemen ke dalam anggaran departemen gw. besok tinggal menyempurnakan price list jasa departemen gw. mudah2an bs lancar2 aj... deg2an jg euyy, takut2 malah ga nutup wat setahun ini... tp tetep yakin dan semangat... demi masa depan!!! hehehe... :D

00:00 wib rabu 21 januari 2009....

dengggg..doonnggg...deeenggg..doonnggg....

wow.... tak terasa sudah 4 bulan pacaran sm ddnaa...

ehhh, bentar ada sms dr ddnaaa...

"4 months :) and still a long way to go. Luv u so much KKnya!" >>> sms dr pacar... :)

iyah pacarkuuu, still long way to go... (kenapa yah km selalu bilang kek gn??) aku ga tau artinya km nulis seperti ini... mgk nanti malam pas telpon km bs ngejelasin ke aku... hehehe... maap DDna bukan maksud utk tak mengerti tp takut aj salah paham... :)

aku cm mo bilang ma km "i will always luv u... i'll promise... you always be my luvly one...! Met 4 bulanan DDnaa...! :)

Senin, 19 Januari 2009

Good Luck wat Interviewnya yah DDna... :)

Setelah hari kamis dan jumat dah interview kerjaan di melawai grup, hari ini DDna interview kerjaan di tempat laen lg. Katanya seh interviewnya jam 12.00. Klo di melawai itu keknya dia agak kurang sreg. Tapi klo yang sekarang ini keknya dia lebih tertarik. Yah aku cm bs bilang ma DDna, good luck yah DDna wat interviewnya. Tetap SEMANGAT kalau nanti hasilnya ternyata ga sesuai ma harapan DDna.

Still luv u more n more n more DDnaa... :)

Minggu, 18 Januari 2009

Pertempuran Karang Merah (Battle Of Red Cliff)

mumpung masih anget2nya sekuel film red cliff. Gw mo share aj mengenai pertempuran terkenal sepanjang sejarah China, Pertempuran Karang Merah. Kenapa gw posting ttg pertempuran ini, krn setelah gw tonton sekuel Red Cliff, ada perbedaan yang mencolok antara film dengan novel Sam Kok (battle of red cliff adalah salah satu scene dalam novel Sam Kok). Oleh karena itu gw post ini sebagai bahan perbandingan. Supaya orang2 yg belum membaca novel Sam Kok tidak terkecoh dengan versi film... :)

Pertempuran Karang Merah (part 1)....


Pertempuran Karang Merah terjadi pada permulaan abad ketiga. Pertempuran ini merupakan pertempuran terkenal dalam sejarah China. Pertempuran ini dilakoni oleh tiga orang penguasa terkuat di akhir masa Dinasti Han, Cao Cao, Sun Quan dan Liu Bei.


Tiga Kerajaan

Menjelang runtuhnya dinasti Han, tiga orang warlord, Cao Cao, Sun Quan dan Liu Bei bersaing satu dengan yg lainnya untuk merebut hegemoni tunggal di dataran China. Yang terkuat di antara mereka adalah Cao Cao. Setelah mengalahkan Yuan Shao, saingan terkuatnya di wilayah utara China, pada pertempuran Guandu, Cao Cao menjadi Perdana Menteri Han dan mengontrol sepenuhnya Kaisar muda Han. Dengan menggunakan nama Kaisar, Cao Cao menyerang dan menghancurkan mereka yang tidak mematuhinya, termasuk Liu Bei.

Setelah dua kali pasukan yg dikirimnya dikalahkan oleh pasukan Liu Bei. Cao Cao memutuskan untuk memimpin ekspedisi ke wilayah selatan untuk menghancurkan penguasa Wu, Sun Quan dan Liu Bei, penguasa Shu. Ia membawa sekitar 800 ribu pasukan dan persenjataan lengkap.

Sementara itu, di selatan, Sun Quan adalah penguasa wilayah Wu. Didukung oleh penasehat militernya terpercayanya yang juga merangkap sebagai panglima militer kerajaan Wu, Zhou Yu, Sun Quan memutuskan untuk menolak menyerah pada Cao Cao. Walaupun begitu kekuatan militer Sun Quan tidaklah sekuat militer Cao Cao.

Yang terlemah di antara mereka adalah Liu Bei (setelah pertempuran Karang Merah akan memimpin wilayah Shu-Han). Liu sebenarnya adalah keturunan bangsawan dinasti Han. Tetapi ayahnya meninggal ketika ia masih kecil. Jadilah Liu Bei dan keluarganya jatuh miskin. Tetapi walaupun begitu, ia adalah seorang yang simpatik, sederhana dan bijaksana. Walaupun ia tidaklah pandai ataupun berbakat, rakyat banyak yang mendukung dia. Sejak awal Liu dan kedua saudara angkatnya, Guan Yu dan Zhang Fei, berjanji untuk memulihkan kembali perdamaian dan menegakkan kembali kekuasaan dinasti Han di China. Cita-citanya mendapat dukungan luar biasa ketika Zhuge Liang memutuskan untuk menjadi penasihatnya.

Membicarakan pertempuran karang merah tidaklah lengkap tanpa membahas satu nama yang nantinya akan menjadi terkenal setelah pertempuran karang merah. Orang itu adalah Zhuge Liang. Seorang dengan bakat yang luar biasa. Zhuge Liang sedang berada di sebuah desa kecil ketika Liu Bei mendatanginya. Pada kunjungan ketigalah Liu baru bisa bertemu dengan Zhuge Liang. Setelah bersusah payah membujuk Zhuge Liang, Liu Bei akhirnya bisa meyakinkan Zhuge Liang untuk bergabung dengannya. Pengetahuan Zhuge Liang akan seni perang, politik, psikologi dan astronomi tak tertandingi pada zamannya. Tak dapat disangkal, analisa Zhuge Liang ttg situasi politik dan militer telah mencerahkan pikiran Liu Bei yang selalu berada dalam keragu-raguan akibat mengalami kekalahan berulang kali dari Cao Cao.

Masa ini disebut masa Tiga Kerajaan. Masa dalam sejarah China yang paling menarik untuk dibahas dan dipelajari.


Aliansi Shu dan Wu


Sekitar tahun 208 SM, Cao cao memimpin langsung pasukannya yang berjumlah 800 ribu orang, siap menyeberangi sungai Yangtze untuk menyerang kerajaan Wu dari arah tenggara.

Di kerajaan Wu sendiri terdapat dua faksi, faksi yang memilih untuk menyerah pada Cao Cao (mayoritas pejabat sipil) dan faksi yang memilih untuk berperang dengan Cao Cao (mayoritas pejabat militer).

Liu Bei yang baru saja dikalahkan oleh Cao Cao pada pertempuran Chang Ban, mengutus Zhuge Liang untuk mendiskusikan ancaman Cao Cao dengan penguasa Wu. Zhuge Liang berusaha untuk meyakinkan Sun Quan bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan kerajaannya adalah bergabung dengan Liu Bei. Aliansi dua kerajaan akan memiliki kesempatan baik untuk mengalahkan pasukan Cao Cao. Zhuge juga menjelaskan analisanya mengapa pasukan Cao Cao akan kalah terhadap aliansi Wu dan Shu. Sun Quan saat itu tidak dapat memutuskan dengan pasti karena ia pun terbelah pikirannya. Ia baru bisa berpikir jernih ketika ibunya menyarankan agar menanyakan langsung pada Zhou Yu. Saat itu Zhou Yu sedang melatih angkatan laut Wu di karang merah. Zhou Yu sendiri sebenarnya adalah sahabat kental kakak Sun Quan, Sun Ce. Bersama-sama Zhou Yu, Sun Ce berhasil menaklukan wilayah sungai yangtze untuk membangun kerajaan Wu. Oleh karena itu, Zhou Yu sangat dihormati oleh keluarga kerajaan.

Sejak awal Zhou Yu memang sudah mengetahui bahwa cepat atau lambat, Cao Cao akan menyerbu wilayah Wu. Oleh karena itu, ia sudah mempersiapkan markas besar pasukannya di karang merah. Karena wilayah inilah yang sangat cocok untuk menjadi medan perang laut. Dan Cao Cao pun berpikiran sama dengan Zhou Yu. Bahwa Karang Kerah-lah yang akan menjadi arena pertempuran. Zhou Yu pun menasihati Sun Quan agar tidak menyerah pada Cao Cao dan menyarankan melakukan aliansi dengan Shu. Kedua aliansi pun akhirnya terbentuk.

Walaupun kedua aliansi tersebut hanya memiliki 50 ribu pasukan, tetapi kontak awal pertempuran kedua belah pihak diakhiri dengan kemenangan angkatan laut Wu. Kebanyakan pasukan Cao tidak dapt berdiri di atas kapal-kapal perang yang bergoyang karena mereka adalah orang utara yang tidak mempunyai kemampuan perang di atas air (hal ini sesuai dengan analisa Zhuge Liang bahwa tentara utara akan mengalami kesulitan untuk berperang di atas kapal laut). Kekalahan ini menyebabkan Cao Cao menugaskan dua orang jenderal taklukkan Zhang Yun dan Cai Mao untuk melatih pasukan Cao. Zhang Yun dan Cai Mao adalah dua orang jenderal Liu Biao yang memang berpengalaman dengan perang laut. Zhou Yu merasa khawatir dengan perkembangan ini. Ia pun memutuskan untuk melakukan penyelidikan langsung tentang latihan perang laut yang diadakan oleh Zhang Yun dan Cai Mao. Zhou Yu yang melihat ini tercengang. Ia melihat bahwa Zhang Yun dan Cai Mao melakukan tugasnya dengan baik. Penyelidikan Zhou Yu ini diketahui oleh pasukan Cao, tetapi Zhou Yu berhasil meloloskan diri. Sementara itu, Cao Cao yang mengetahui hal ini merasa gusar. Salah seorang penasihatnya, Jiang Gan, menawarkan diri untuk membujuk Zhou Yu. Jiang Gan merupakan teman masa kecil Zhou Yu.


bersambung....


ohhh.... :(

hari minggu yang sepi tanpa dirimu....

Sabtu, 17 Januari 2009

Salam nal.... :)

olaaaa... nubie neh... halah.. kek maen di forum ajee....
berhubung blog di fs lagi bererottt akhirnya hijrah deh ke sini...
biar lebih enak aje....
oh iyah, masih pemula neh... jd klo ada yg tiba2 nyasar dimari harap dimaklumi... hehee...

ok deh.... sekian dlu....

piss,luv,emphaty...

-d'mitch-

ga lupa ketinggalan FORZA MILAN!!!!!