Jumat, 27 Desember 2013

MENGENAI SILSILAH YESUS DALAM INJIL

Di dalam Injil Matius (1:1-17) dan Lukas (3:23-28) terdapat satu pasal khusus yang menuliskan garis keturunan/silsilah Yesus. Kecenderungan dari kita adalah melewatkan bagian tersebut. Padahal tidak seharusnya kita melewatkan hal tersebut. Penulis Injil Matius dan Lukas pasti mempunyai maksud khusus untuk menuliskan silsilah dari Yesus Kristus bagi para pembacanya. Saudara-saudara kita yang dari agama lain malah lebih jeli melihat bahwa ada perbedaan silsilah di antara Injil Matius dan Lukas. Perbedaan ini mereka jadikan "senjata" untuk mempertanyakan keabsahan Alkitab. Orang-orang Kristen pada umumnya tidak tahu bagaimana harus menjawab ketika pertanyaan tersebut mereka alami. Saya tidak membahas perbedaan tersebut dalam tulisan kali ini. Saya akan membahasnya di lain kesempatan. Yang menjadi fokus tulisan saya kali ini adalah mengapa penulis Injil Matius dan Lukas sampai memberikan satu pasal khusus untuk menuliskan silsilah dari Tuhan kita Yesus Kristus.

Nah, apa sih yang menjadi tujuan utama dari penulisan silsilah tersebut?

Jawabannya adalah untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Sang Mesias, Juruselamat yang dijanjikan Allah sejak dahulu kala.

Ada 3 (tiga) parameter yang menjadi dasar pembuktian seperti apakah Mesias tersebut. 

Pertama, Mesias adalah dari keturunan Abraham. Dalam Kejadian 22:18, Allah memperbaharui Sumpah-Nya dengan Abraham sesaat Abraham dengan kerelaan hati mengorbankan Ishak, putra tunggalnya, kepada Allah, walaupun hal ini tidak sampai terjadi karena Allah menyediakan korban pengganti karena telah melihat kesungguhan hati Abraham yang tidak segan-segan menuruti perintahNya untuk mengorbankan Ishak. Allah menegaskan, "Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau telah mendengarkan firmanKu." Penulis Injil Matius dan Lukas menunjukkan bahwa Yesus adalah keturunan Abraham yang akan datang ke dunia dan membawa berkat Allah bagi seluruh umat manusia.

Kedua, Silsilah tersebut menunjukkan bahwa Mesias berasal dari suku Yehuda. Sesaat sebelum wafat, Yakub memberkati anak-anaknya. Ketika sampai pada Yehuda, Yakub memberkati, "Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda, ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia (dalam teks bahasa Ibrani disebutkan dengan Shiloh) datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa." (Kejadian 49:10)

Shiloh adalah nama lain dari Mesias. Berkat sekaligus nubuatan ini bukan hanya meramalkan kedatangan Mesias, tetapi juga menyatakan bahwa Mesias akan datang sebelum "tongkat kerajaan" dipindahkan atau disingkirkan dari suku Yehuda. "Tongkat Kerajaan" ini sebuah istilah yang menunjukkan simbol kekuasaan yang sah, berdaulat serta identitas kesukuan.

Josephus, sejarawan berkebangsaan Yahudi, di dalam bukunya, Antiquities of The Jews membuat catatan sejarah yang sangat penting, yaitu Sanhedrin (semacam mahkamah keagamaan tertinggi di Israel) tidak memiliki otoritas untuk menetapkan hukuman mati. Augustin Lemann, penulis Jesus Before the Sanhedrin, mencatat sebuah pernyataan dari salah satu zaman para rabi yang menjelaskan reaksi orang Yahudi terhadap penghinaan yang dilakukan bangsa Romawi kepada kedaulatan bangsa Yahudi.

"Ketika para anggota Sanhedrin menyadari bahwa mereka telah kehilangan hak atas kehidupan dan kematian, timbullah rasa ketakutan yang luar biasa di antara mereka; mereka menutup kepala mereka dengan abu dan tubuh mereka dengan pakaian compang camping, sambil berseru, "Celakalah kita, karena tongkat kerajaan sudah disingkirkan dari tengah-tengah Yehuda, dan Sang Mesias belum tiba."

Reaksi yang ditunjukkan oleh orang-orang Yahudi tersebut adalah reaksi yang biasa dilakukan apabila seseorang berada dalam kedukaan yang luar biasa. Mereka percaya bahwa nubuatan Yakub atas Yehuda telah dibatalkan oleh pemerintahan Romawi. Segera setelah tongkat kerajaan tersebut disingkirkan dari Yehuda maka tidak mungkin lagi bagi Mesias untuk datang menyelamatkan Israel. Inilah yang menjadi kedukaan luar biasa bagi orang-orang Israel.

Apa yang luput dari perhatian mereka adalah bahwa beberapa mil dari Yerusalem, di sebuah daerah kecil yang bahkan tidak masuk peta kekuasaan kerajaan Romawi, di Nazaret, seseorang anak laki-laki sedang bertumbuh dewasa. Dialah penggenapan dari janji Allah, melalui Yakub kepada Yehuda. Ya, Dialah Yesus, Shiloh yang dinanti-nantikan itu. Mesias sudah datang sebelum tongkat kerajaan diambil dari Yehuda.

Sampai hari ini pun, bangsa Israel masih menanti-nantikan Mesias yang dijanjikan tersebut. Selain itu, Bait Allah di Yerusalem sudah dihancurkan oleh Jenderal Titus dan Vespanius. Sampai sekarang bangsa Israel tidak dapat lagi membuktikan diri mereka sebagai keturunan suku Yehuda, yang merupakan persyaratan mutlak bagi kelahiran Sang Mesias.

Ketiga, Silsilah dalam Injil Matius dan Lukas membuktikan bahwa Yesus adalah anak Daud. Hal ini sangatlah penting karena Perjanjian Lama memuat banyak nubuatan yang mengidentifikasikan Mesias sebagai keturunan Daud. Orang-orang Yahudi sangat mengetahui hal ini. Dalam Injil Matius, Tuhan Yesus bertanya kepada orang-orang Farisi,"Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah dia? Kata mereka kepadaNya : "Anak Daud".

Jadi sangat jelas sekali bahwa bangsa Yahudi mengetahui bahwa Mesias harus dilahirkan dari garis keturunan Daud. Selain itu, dari ayat tersebut kita juga mengetahui bahwa Yesus secara tidak langsung menegaskan bahwa diriNya adalah anak Daud. Dengan meng-klaim seperti itu artinya bahwa Yesus menjadi sasaran langsung bagi para pengeritiknya. Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang sangat menjaga tradisi leluhur mereka, termasuk di dalamnya adalah memelihara catatan-catatan silsilah keturunan mereka. Akan sangat mudah bagi orang-orang Farisi atau penentang Yesus untuk membuktikan bahwa Ia adalah Mesias palsu. Tapi ternyata mereka tidak mampu. Pada ayat ke-46 di Injil Matius pasal 22, jelas tertulis bahwa orang-orang tersebut terdiam oleh klaim Yesus.

Kesimpulan dari 3 (tiga) parameter pembuktian di atas adalah bahwa catatan silsilah membuktikan bahwa Yesus adalah benih Abraham, Ia berasal dari suku Yehuda dan Ia adalah keturunan Daud. Yesus-lah yang menggenapi semua persyaratan untuk Sang Mesias yang dijanjikan.


Selasa, 16 Juli 2013

A Prayer of St Richard of Chichester (1197-1253)



Thanks be to you, our Lord Jesus Christ,

for all the benefits which you have given us,


for all the pains and insults which you have borne for us.


Most merciful Redeemer, Friend and Brother,


may we know you more clearly,


love you more dearly,


and follow you more nearly,


day by day.

Minggu, 14 Juli 2013

BLESS THE LORD - TAIZE SONG (ACCORDING PSALM 103)


BLESS THE LORD, MY SOUL, AND BLESS HIS HOLY NAME

BLESS THE LORD, MY SOUL, HE RESCUES ME FROM DEATH

IT IS HE WHO FORGIVES ALL YOUR GUILT, WHO CLEANSES YOU ALL OF YOU ILLS

WHO REDEEMS YOUR LIFE FROM THE GRAVE, WHO CROWNS YOU WITH LOVE AND COMPASSION

BLESS THE LORD, MY SOUL, AND BLESS HIS HOLY NAME

BLESS THE LORD, MY SOUL, HE RESCUES ME FROM DEATH

THE LORD COMPASSION AND LOVE, SLOW TO ANGER AND RICH IN MERCY

HE DOES NOT TREAT US ACCORDING TO OUR SINS, NOR REPAY US ACCORDING TO OUR FAULTS

BLESS THE LORD, MY SOUL, AND BLESS HIS HOLY NAME

BLESS THE LORD, MY SOUL, HE RESCUES ME FROM DEATH

AS A FATHER HAS COMPASSION ON HIS CHILDREN, THE LORD HAS PITTY ON THOSE WHO FEAR HIM; FOR HE KNOWS OF WHAT WE ARE MADE. HE REMEMBERS THAT WE ARE DUST

BLESS THE LORD, MY SOUL, AND BLESS HIS HOLY NAME

BLESS THE LORD, MY SOUL, HE RESCUES ME FROM DEATH

HAL MENGIKUTI JEJAK KRISTUS DAN MENGABAIKAN SEGALA KESIA-SIAAN DUNIA*



Tuhan bersabda: "Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan". Inilah sabda Kristus untuk menasihati kita supaya kita meniru hidup ketekunan-Nya, bila kita sungguh-sungguh ingin mendapat terang dan ingin dibebaskan dari segala kebutaan hati. Karena itu, hendaklah kita mengutamakan dan mencurahkan perhatian kita untuk merenungkan kehidupan Yesus Kristus.


Ajaran Kristus jauh melebihi semua ajaran orang-orang Kudus; dan barangsiapa mempunyai semangat sejati, akan mendapat makna yang tersembunyi di dalamnya. tetapi sering terjadi, bahwa banyak orang, meskipun telah berkali-kali mendengar Injil, rasa rindu mereka kepada Injil hanya kecil sekali, sebab mereka tidak memiliki semangat Kristus. Akan tetapi, barang siapa ingin memahami sedalam-dalamnya, dan menikmati sepenuhnya kata-kata Kristus, hendaklah ia berusaha menyesuaikan hidupnya dengan hidup Kristus.


Maka kesia-siaanlah mencari kekayaan yang fana dan menaruh pengharapan padanya. Kesia-siaan pula mengejar kehormatan dan membanggakan diri. Kesia-siaanlah, menuruti keinginan daging dan menginginkan segala sesuatu yang akhirnya harus mengakibatkan hukuman berat bagi kita. Kesia-siaanlah mengharapkan umur panjang, tetapi hanya sedikit mengindahkan hidup yang baik. Kesia-siaanlah, mencintai segala yang lewat dengan cepat dan tiada mengejar kebahagiaan yang kekal.


Hendaklah kita senantiasa ingat akan perkataan ini: "mata tidak pernah kenyang melihat, telinga tidak pernah puas mendengar". Maka hendaklah kita berusaha mengelakkan hati kita dari cinta akan yang kelihatan dan mengarahkannya kepada apa yang tidak tampak. Karena barangsiapa menuruti kenikmatan nafsu rasa, akan menodai hatinya dan kehilangan rahmat Allah.

* dikutip dari "MENGIKUTI JEJAK KRISTUS" (DE IMITATIONE CHRISTI) karya Thomas a Kempis (1380-1471), Terjemahan Indonesia, Penerbit OBOR, cet. 24, tahun 2009 (edisi revisi)