Minggu, 18 Januari 2009

Pertempuran Karang Merah (Battle Of Red Cliff)

mumpung masih anget2nya sekuel film red cliff. Gw mo share aj mengenai pertempuran terkenal sepanjang sejarah China, Pertempuran Karang Merah. Kenapa gw posting ttg pertempuran ini, krn setelah gw tonton sekuel Red Cliff, ada perbedaan yang mencolok antara film dengan novel Sam Kok (battle of red cliff adalah salah satu scene dalam novel Sam Kok). Oleh karena itu gw post ini sebagai bahan perbandingan. Supaya orang2 yg belum membaca novel Sam Kok tidak terkecoh dengan versi film... :)

Pertempuran Karang Merah (part 1)....


Pertempuran Karang Merah terjadi pada permulaan abad ketiga. Pertempuran ini merupakan pertempuran terkenal dalam sejarah China. Pertempuran ini dilakoni oleh tiga orang penguasa terkuat di akhir masa Dinasti Han, Cao Cao, Sun Quan dan Liu Bei.


Tiga Kerajaan

Menjelang runtuhnya dinasti Han, tiga orang warlord, Cao Cao, Sun Quan dan Liu Bei bersaing satu dengan yg lainnya untuk merebut hegemoni tunggal di dataran China. Yang terkuat di antara mereka adalah Cao Cao. Setelah mengalahkan Yuan Shao, saingan terkuatnya di wilayah utara China, pada pertempuran Guandu, Cao Cao menjadi Perdana Menteri Han dan mengontrol sepenuhnya Kaisar muda Han. Dengan menggunakan nama Kaisar, Cao Cao menyerang dan menghancurkan mereka yang tidak mematuhinya, termasuk Liu Bei.

Setelah dua kali pasukan yg dikirimnya dikalahkan oleh pasukan Liu Bei. Cao Cao memutuskan untuk memimpin ekspedisi ke wilayah selatan untuk menghancurkan penguasa Wu, Sun Quan dan Liu Bei, penguasa Shu. Ia membawa sekitar 800 ribu pasukan dan persenjataan lengkap.

Sementara itu, di selatan, Sun Quan adalah penguasa wilayah Wu. Didukung oleh penasehat militernya terpercayanya yang juga merangkap sebagai panglima militer kerajaan Wu, Zhou Yu, Sun Quan memutuskan untuk menolak menyerah pada Cao Cao. Walaupun begitu kekuatan militer Sun Quan tidaklah sekuat militer Cao Cao.

Yang terlemah di antara mereka adalah Liu Bei (setelah pertempuran Karang Merah akan memimpin wilayah Shu-Han). Liu sebenarnya adalah keturunan bangsawan dinasti Han. Tetapi ayahnya meninggal ketika ia masih kecil. Jadilah Liu Bei dan keluarganya jatuh miskin. Tetapi walaupun begitu, ia adalah seorang yang simpatik, sederhana dan bijaksana. Walaupun ia tidaklah pandai ataupun berbakat, rakyat banyak yang mendukung dia. Sejak awal Liu dan kedua saudara angkatnya, Guan Yu dan Zhang Fei, berjanji untuk memulihkan kembali perdamaian dan menegakkan kembali kekuasaan dinasti Han di China. Cita-citanya mendapat dukungan luar biasa ketika Zhuge Liang memutuskan untuk menjadi penasihatnya.

Membicarakan pertempuran karang merah tidaklah lengkap tanpa membahas satu nama yang nantinya akan menjadi terkenal setelah pertempuran karang merah. Orang itu adalah Zhuge Liang. Seorang dengan bakat yang luar biasa. Zhuge Liang sedang berada di sebuah desa kecil ketika Liu Bei mendatanginya. Pada kunjungan ketigalah Liu baru bisa bertemu dengan Zhuge Liang. Setelah bersusah payah membujuk Zhuge Liang, Liu Bei akhirnya bisa meyakinkan Zhuge Liang untuk bergabung dengannya. Pengetahuan Zhuge Liang akan seni perang, politik, psikologi dan astronomi tak tertandingi pada zamannya. Tak dapat disangkal, analisa Zhuge Liang ttg situasi politik dan militer telah mencerahkan pikiran Liu Bei yang selalu berada dalam keragu-raguan akibat mengalami kekalahan berulang kali dari Cao Cao.

Masa ini disebut masa Tiga Kerajaan. Masa dalam sejarah China yang paling menarik untuk dibahas dan dipelajari.


Aliansi Shu dan Wu


Sekitar tahun 208 SM, Cao cao memimpin langsung pasukannya yang berjumlah 800 ribu orang, siap menyeberangi sungai Yangtze untuk menyerang kerajaan Wu dari arah tenggara.

Di kerajaan Wu sendiri terdapat dua faksi, faksi yang memilih untuk menyerah pada Cao Cao (mayoritas pejabat sipil) dan faksi yang memilih untuk berperang dengan Cao Cao (mayoritas pejabat militer).

Liu Bei yang baru saja dikalahkan oleh Cao Cao pada pertempuran Chang Ban, mengutus Zhuge Liang untuk mendiskusikan ancaman Cao Cao dengan penguasa Wu. Zhuge Liang berusaha untuk meyakinkan Sun Quan bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan kerajaannya adalah bergabung dengan Liu Bei. Aliansi dua kerajaan akan memiliki kesempatan baik untuk mengalahkan pasukan Cao Cao. Zhuge juga menjelaskan analisanya mengapa pasukan Cao Cao akan kalah terhadap aliansi Wu dan Shu. Sun Quan saat itu tidak dapat memutuskan dengan pasti karena ia pun terbelah pikirannya. Ia baru bisa berpikir jernih ketika ibunya menyarankan agar menanyakan langsung pada Zhou Yu. Saat itu Zhou Yu sedang melatih angkatan laut Wu di karang merah. Zhou Yu sendiri sebenarnya adalah sahabat kental kakak Sun Quan, Sun Ce. Bersama-sama Zhou Yu, Sun Ce berhasil menaklukan wilayah sungai yangtze untuk membangun kerajaan Wu. Oleh karena itu, Zhou Yu sangat dihormati oleh keluarga kerajaan.

Sejak awal Zhou Yu memang sudah mengetahui bahwa cepat atau lambat, Cao Cao akan menyerbu wilayah Wu. Oleh karena itu, ia sudah mempersiapkan markas besar pasukannya di karang merah. Karena wilayah inilah yang sangat cocok untuk menjadi medan perang laut. Dan Cao Cao pun berpikiran sama dengan Zhou Yu. Bahwa Karang Kerah-lah yang akan menjadi arena pertempuran. Zhou Yu pun menasihati Sun Quan agar tidak menyerah pada Cao Cao dan menyarankan melakukan aliansi dengan Shu. Kedua aliansi pun akhirnya terbentuk.

Walaupun kedua aliansi tersebut hanya memiliki 50 ribu pasukan, tetapi kontak awal pertempuran kedua belah pihak diakhiri dengan kemenangan angkatan laut Wu. Kebanyakan pasukan Cao tidak dapt berdiri di atas kapal-kapal perang yang bergoyang karena mereka adalah orang utara yang tidak mempunyai kemampuan perang di atas air (hal ini sesuai dengan analisa Zhuge Liang bahwa tentara utara akan mengalami kesulitan untuk berperang di atas kapal laut). Kekalahan ini menyebabkan Cao Cao menugaskan dua orang jenderal taklukkan Zhang Yun dan Cai Mao untuk melatih pasukan Cao. Zhang Yun dan Cai Mao adalah dua orang jenderal Liu Biao yang memang berpengalaman dengan perang laut. Zhou Yu merasa khawatir dengan perkembangan ini. Ia pun memutuskan untuk melakukan penyelidikan langsung tentang latihan perang laut yang diadakan oleh Zhang Yun dan Cai Mao. Zhou Yu yang melihat ini tercengang. Ia melihat bahwa Zhang Yun dan Cai Mao melakukan tugasnya dengan baik. Penyelidikan Zhou Yu ini diketahui oleh pasukan Cao, tetapi Zhou Yu berhasil meloloskan diri. Sementara itu, Cao Cao yang mengetahui hal ini merasa gusar. Salah seorang penasihatnya, Jiang Gan, menawarkan diri untuk membujuk Zhou Yu. Jiang Gan merupakan teman masa kecil Zhou Yu.


bersambung....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar