Minggu, 27 Mei 2012

Menjawab Tuduhan (Bagian Ketiga)


AKU ADALAH AKU

Terkadang latar belakang Yahudi Yesus sering dilupakan oleh orang-orang Kristen. Potret Yesus kebanyakan sudah terdistorsi dengan semua hal yang berbau barat. Hal yang lain adalah berhubungan dengan perkembangan dunia politik internasional selama 40 tahun terakhir, khususnya di Timur Tengah. Pertikaian antara bangsa Israel dengan tetangga mereka, bangsa Arab dan Palestina, mempengaruhi pandangan orang-orang Kristen akan Yahudi. Berita-berita internasional selalu mengarahkan kamera dan pena mereka kepada Israel yang selalu digambarkan kejam dan tidak berperikemanusiaan kepada bangsa Palestina. Hal ini membuat orang-orang Kristen selalu menghindarkan diri dari kenyataan bahwa Yesus adalah seorang yang lahir dari keluarga Yahudi dan tumbuh besar di antara adat-istiadat dan kebudayaan Yahudi. Orang-orang Kristen takut dicap sebagai antek-antek zionis Israel yang Yahudi. Tetapi tragisnya hal itu malah membuat Yesus semakin jauh dari akar Yahudinya yang tentu saja mengaburkan asal-usul keyahudianNya.

Mengapa saya menyinggung hal ini dalam bahasan saya mengenai Ketuhanan Yesus?

Karena klaim Yesus mengenai keilahian diriNya berhubungan langsung dengan apa yang diyakini dan dipercayai oleh bangsa Yahudi selama ribuan tahun.

Kita akan mencoba untuk mempelajari sebuah perkataan Yesus, di mana sebanyak 30 kali, Rasul Yohanes, menuliskannya dalam Injilnya, Yohanes. Perkataan tersebut adalah “EGO EIMI”, dalam bahasa Yunani atau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai “I AM” dan “AKU adalah” atau “AKULAH” dalam bahasa Indonesia.

Menurut beberapa sumber kuno, Rasul Yohanes, di masa tuanya ketika tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menuliskan “Injil yang rohani” ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian, dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi yang bernama Cerinthus. (Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Gandum Mas, 2002, hal. 1695)

Sekali lagi tulisan dari Ajith Fernando dalam bukunya Supremasi Kristus menjelaskan perkataan “EGO EIMI” dengan baik.

Ajith Fernando menulis, ”Dalam bahasa Yunani, akhiran verba beragam menurut subjeknya. Hal ini jarang terjadi dalam bahasa Inggris dan juga bahasa Indonesia, tetapi kata “am” adalah salah satunya. Saat anda melihat kata “am”, anda tahu pasti subjeknya “I”. Hal ini selalu terjadi dalam bahasa Yunani. Tetapi dalam bahasa Yunani, penggunaan subyek dalam kalimat bukan keharusan jika subyek tersebut sebuah pronomina (kata ganti orang) seperti “I” atau “he” atau “we”. Sehingga kalimat seperti “I am the bread” cukup dikatakan “Am the bread” dalam bahasa Yunaninya. Tetapi jika anda memberikan penekanan tentang subyeknya, barulah anda menggunakan kata ganti tersebut. Yohanes melakukan hal ini sebanyak 30 kali dalam pernyataan “I AM”-nya Yesus. Kita bisa mengatakan bahwa Yohanes melakukannya untuk memberikan penekanan khusus.” (Supremasi Kristus, hal 36)

Inilah mengapa kita tidak hanya membaca Alkitab dalam bahasa terjemahan (dalam hal ini bahasa Indonesia), tetapi juga harus membaca dan mempelajari Alkitab dalam bahasa aslinya. Dalam hal ini, Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani dan sebagian Aram, sedangkan Perjanjian Baru adalah dalam bahasa Yunani. Injil Yohanes yang merupakan bagian dari kitab dalam Perjanjian Baru menggunakan bahasa Yunani. Dari sana kita bisa mengerti bahwa ada maksud yang dituju oleh penulis dari Injil Yohanes mengenai keilahian Yesus, khususnya pelajaran mengenai perkataan “EGO EIMI”, yakni bahwa Yohanes melakukannya untuk memberikan penekanan khusus terhadap pribadi Yesus.

Lebih lanjut Ajith menulis, “Dalam versi terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani atau lebih dikenal dengan Septuaginta, yang sangat populer di abad pertama, saat para penerjemah sampai kepada kata-kata untuk Elohim, “mereka kelihatannya berpikir bahwa kata-kata itu harus diterjemahkan berbeda dari kata-kata untuk manusia.” Sehingga “mereka cenderung menggunakan bentuk penegasan dengan kata ganti “I” (Leon Morris, Reflection on The Gospel of John, vol. 2, Grand Rapids, 1987).” (Supremasi Kristus, hal. 37)

Sebelum lebih jauh, saya akan mengajak anda untuk melihat di dalam kitab Keluaran pada pasalnya yang ke-3. Pada pasal ini Musa bertemu dengan Tuhan di gunung Horeb ketika menggembalakan kambing dan domba mertuanya, Yitro. Tuhan hendak mengutus Musa ke Mesir sebagai alatNya untuk membawa keluar bangsa Israel dari perbudakan. Musa menanyakan nama Tuhan sebagai antisipasi kalau-kalau orang Israel menanyakan siapa nama Tuhan yang mengutus dirinya. Tuhan menjawab, “AKU adalah AKU. Lagi firmanNya : “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu : “AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” (Keluaran 3:14)

Dalam terjemahan Indonesia kita tidak akan melihat dengan jelas. Oleh karenanya saya akan menampilkan bahasa asli dari ayat tersebut dan juga dalam bahasa Yunani (Septuaginta) :

Ibrani :

“VAYOMER {dan Dia berfirman} ‘ELOHIM {Elohim} ‘EL – MOSYEH {kepada Musa} ‘EHEYEH {Aku akan ada} ‘ASYER {yang} ‘EHEYEH {Aku akan ada} VAYO’MER {dan Dia berfirman} KOH {demikian} TO’MAR {engkau harus berkata} LIVENEY {kepada anak-anak} YISERA’EL {Israel} ‘EHEYEH (Aku akan ada} SYELAKHANI {mengutus aku} ‘ALEYKHEM {ke atas kalian}”

Yunani (Septuaginta) :

“KAI EIPEN HO THEOS MOUSEN EGO EIMI HO ON KAI EIPEN AUTOS EREIS TOIS HUIOIS ISRAEL HO ON APESTALKEN ME PROS HUMAS”

Dari Keluaran 3:14 kita dapat mengetahui bahwa inilah nama Tuhan yang dinyatakan oleh Tuhan sendiri kepada Musa, yaitu : EHEYEH atau oleh para penerjemah PL Ibrani ke bahasa Yunani (Septuaginta) adalah EGO EIMI.

Kita akan melihat beberapa terjemahan dalam bahasa Inggris :

King James Version (KJV) :
And God said unto Moses, I AM THAT I AM: and he said, Thus shalt thou say unto the children of Israel, I AM hath sent me unto you.

New International Version (NIV) :
God said to Moses, “I am who I am”. This is what you are to say to the Israelites: ‘I am’ has sent me to you.’”

English Revised Version :
And God said unto Moses, I AM THAT I AM: and he said, Thus shalt thou say unto the children of Israel, I AM hath sent me unto you.

Kita akan masuk pada pernyataan AKU-nya Yesus dalam Injil Yohanes. Saya akan mengambil satu contoh saja.

Yohanes 6:35 =

“Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

KJV : “And Jesus said unto them, I am the bread of life: he that cometh to me shall never hunger; and he that believeth on me shall never thirst.”

Kita lihat dalam terjemahan aslinya :
“Eipen autois ho Iesous EGO EIMI ho arthos tes zoes....”

Kita dapat melihat bahwa Yohanes menggunakan frasa EGO EIMI yang di mana frasa tersebut dipakai sebagai padanan kata dari EHEYEH dalam bahasa Ibrani yang menunjuk kepada nama Tuhan sendiri.

Setelah melihat dari terjemahan asli dalam bahasa Ibrani dan beberapa terjemahan lainnya, kita sampai pada kesimpulan bahwa saat “Yohanes menuliskan pernyataan Yesus dengan pronomina yang bersifat penekanan, dia sedang menggunakan ‘gaya bahasa yang menunjukkan Elohim’. Inilah salah satu cara dari Yohanes untuk menunjukkan bahwa Yesus lebih dari sekedar manusia biasa. Yohanes menunjukkan bahwa kata-kata untuk Elohim pantas untuk Yesus.” (Supremasi Kristus, hal. 37)

Satu hal terakhir yang saya mau ungkapkan di dalam tulisan kali ini adalah salah satu perbincangan antara Yesus dengan orang-orang Yahudi di dalam Bait Elohim.

Yohanes 8 :57,58 =

Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?"

Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, AKU telah ada."

Dalam terjemahan Yunaninya pada ayat yang ke-58 :

Eipen autois Iesous Amen amen lego hymin prin Abraam genesthai EGO EIMI

KJV : Jesus said unto them, Verily, verily, I say unto you, Before Abraham was, I AM.

Bagi orang-orang yang tidak paham dengan keyakinan orang Yahudi, maka perkataan Yesus tersebut tidak ada pengaruhnya. Tetapi pada masa Yesus, perkataan tersebut sangatlah kontroversial. Orang-orang Yahudi langsung mengerti apa yang dimaksud oleh Yesus sehingga mereka langsung mengambil batu untuk melempari Yesus (Yohanes 8:59). Perkataan itu berarti bukan saja pada waktu Abraham ada, Yesus ada; tetapi sebelum Abraham ada, Yesus sudah ada dan sesudah Abraham tidak ada, Yesus tetap ada. Itu sebab Yohanes memakai perbedaan tenses di sini, “Before Abraham was, I AM.” Singkatnya, Yesus menyatakan diri sebagai Elohim yang sudah bereksistensi dari dulu, sekarang dan selama-lamanya. Perkataan itu terkait langsung dengan perkataan Tuhan kepada Musa dalam Keluaran 3:14 = EHEYEH ASYER EHEYEH, EGO EIMI HO ON, I AM THAT I AM, AKU adalah AKU. Kalimat ini menyatakan bahwa Elohim itu adalah Elohim yang kekal, yang sudah ada dari dulu, sekarang dan selama-lamanya, Elohim yang menciptakan segala sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Orang Yahudi sangat mengerti bahwa kata “I AMhanya bisa diberikan kepada Tuhan Elohim sendiri dan kata itu sekarang dipakai oleh Tuhan Yesus langsung, “Jesus said unto them, Verily, verily, I say unto you, Before Abraham was, I AM.”

Setelah anda membaca tulisan ini dan dua tulisan sebelumnya, sudahkah anda menetapkan hati anda untuk mengakui dan menerima dengan sungguh-sungguh bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat? Jikalau belum, sekaranglah waktu yang tepat untuk anda untuk menyatakan pengakuan iman anda kepada Tuhan Yesus. Anda tidak tahu kapan anda akan meninggalkan dunia ini. Tidak akan ada kesempatan kedua atau ketiga atau seterusnya setelah anda meninggalkan dunia ini. 

Yoel 2:32 
Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan

Roma 10:9
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.




Link-link untuk mempelajari Alkitab dari berbagai terjemahan :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar