Beberapa tahun terakhir ini, sangat
banyak sekali buku-buku yang mengkritisi, bahkan menyerang, iman Kristen. Salah
satunya adalah tentang kehidupan Yesus. Topik yang dituangkan dalam buku-buku
tersebut sangat beragam, mulai dari apakah Yesus pernah mengunjungi India dan
belajar tentang konsep Hinduisme atau Buddhisme? apakah Yesus seorang mistikus
atau bahkan gnostik? Apakah Yesus menikah dengan Maria Magdalena dan memiliki
anak? apakah Yesus berpura-pura mati di kayu salib dan pergi melarikan diri ke
Mesir? Dan apakah Yesus benar-benar
hidup dalam suatu masa?
Dari buku-buku tersebut, yang paling
mengguncangkan adalah tentu saja novel fiksi karya Dan Brown, Da Vinci Code. Novel ini mencetak
penjualan tertinggi di berbagai negara dan mencapai puncaknya ketika Holywood
memfilmkan novel tersebut dengan aktor kawakan Tom Hanks. Dan Brown tidak saja
mendadak kaya akibat royalti dari novel dan film Da Vinci Code, ia pun menjadi
selebritis baru dunia.
Walaupun novel ini masuk dalam kategori
fiksi, tetap saja banyak orang yang percaya dongeng Dan Brown tentang kisah
hidup Yesus. Ironisnya, banyak orang-orang Kristen yang membaca novel ini menjadi
terguncang imannya. Khusus di Indonesia, saya melihat hanya beberapa saja
penerbit buku-buku rohani Kristen yang menerbitkan buku-buku sanggahan terhadap
novel Dan Brown, dan buku-buku lainnya yang menyerang iman Kristen. Para
pendeta di gereja pun jarang membahas tentang buku-buku tersebut.
Tulisan saya kali ini tidak akan membahas
seluruh topik yang populer di masa sekarang seperti yang saya sebutkan di atas
(kalau memang Tuhan mengijinkan, saya akan mencoba untuk membahasnya di lain
kesempatan). Saya akan membahas salah satu topik mengenai keotentikan historitas
Yesus. Saya mencoba untuk menuliskan apa yang dikatakan oleh para lawan dari
kekristenan dan para Bapa-bapa gereja sebelum masa Konsili Nicea.
Tuduhan : “Yesus mendapat tempat dalam sejarah hanya di Perjanjian Baru dan sama
sekali diabaikan oleh banyak sejarawan pada zamanNya, salah satu era yang
dinilai paling lengkap tercatat dalam sejarah” ~Acharya S., The Christ Conspiracy, hal. 100
Jawab :
EJEKAN DARI
PARA LAWAN KEKRISTENAN
Bagi orang
Kristen, Yesus lebih dari sekedar manusia biasa. Ia adalah Tuhan yang
sesungguhnya. Tetapi pada masaNya, Yesus hanyalah seorang tukang kayu Yahudi yang
tinggal di Nazaret di tanah Palestina, wilayah jajahan kekaisaran Romawi yang
jauh dan kumuh. Ia bukan seorang politikus hebat, Ia hanyalah seorang
pengkhotbah keliling yang pelayanannya dihabiskan sebagian besar di pesisir
pantai Galilea dan hanya sekali-kali pergi ke Yerusalem bersama para muridNya. Saya
tidak bermaksud mengejek Yesus. Saya mencintai Yesus. Saya mengakui dengan
ketulusan hati bahwa Ia adalah Tuhan dan Juruselamat. Saya hanya ingin
menempatkan bagaimana posisi Yesus dalam bingkai sejarah pada masaNya.
Hal yang lain
adalah, bahwa para sejarawan pada masa Yesus berasal dari latar belakang
kalangan elit. Biasanya mereka adalah anak pejabat kekaisaran Romawi dan
mengenyam pendidikan yang terbaik. Para sejarawan tersebut menganggap remeh dan
rendah agama-agama dunia Timur. Konteks bahasan mereka terpusat hanya pada
kegemilangan kekaisaran Romawi di masa lalu. Bagi mereka, Yesus hanyalah seorang
sofis (filsuf jalanan) yang
kehidupannya berakhir tragis di salib. Ya, hanya sebatas itulah pandangan
mereka tentang Yesus dan tentu saja tidak akan menarik minat mereka untuk
menuliskan kisah Yesus dalam tulisan-tulisan mereka.
Tetapi
walaupun begitu, sungguh luar biasa bahwa kita masih bisa menemukan pernyataan
mengenai Yesus dari para penulis non – Kristen.
A. FLAVIUS
JOSEPHUS
Nama
aslinya adalah Joseph bin Matthias. Ia adalah sejarawan Yahudi kenamaan yang
berasal dari keluarga imam. Di tahun 93 M, ia menulis buku sejarah yang
monumental, Antiquitates Judaicae atau Jewish Antiquities. Sebuah risalah
sejarah yang terdiri dari 20 buku yang melukiskan sejarah bangsa Yahudi, mulai
dari penciptaan hingga pecahnya pemberontakan tahun 66-70 M yang diakhiri
dengan dihancurkannya Yerusalem oleh pasukan Romawi.
Pernyataan
tentang Yesus ada dalam risalah karya Josephus. Dalam buku ke-18 pada bagian
Testimonium Flavianum tentang Yesus (Antt. 18, 63-64) berbunyi :
“Pada masa inilah muncul Yesus,
seorang yang bijaksana, kalau boleh dia disebut manusia. Karena dia adalah
seorang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang menakjubkan dan seorang guru
bagi mereka yang menerima kebenaran yang menyenangkan, dan dia telah memikat
banyak orang Yahudi dan orang Yunani. Dia ini adalah Kristus. Dan ketika
Pilatus, atas desakan orang-orang penting di antara kita, telah menghukumnya di
kayu salib, mereka yang sejak semula mengasihinya tidak berhenti [mengasihinya]
karena pada hari ketiga dia telah menampakkan diri kepada mereka dalam keadaan
hidup kembali. Para nabi Allah telah menubuatkan hal ini dan berbicara tentang
aneka hal ajaib tentang dia. Dan klan Kristen, demikian disebut menurut
[nama]nya, masih bertahan sampai hari ini.”
Seperti biasa selalu ada orang-orang skeptis yang berusaha untuk
menyerang Yesus. Pernyataan Josephus tentang Yesus tersebut juga dicurigai
telah ditambahi oleh para penerjemah Kristen. Walaupun begitu mayoritas para
ahli sejarah literatur kuno sepakat bahwa risalah monumental Josephus ini
adalah benar adanya.
B. LUCIANUS
DARI SAMOSATA
Ia
adalah pujangga satir Yunani yang wafat pada tahun 180 M di Athena. Dalam salah
satu tulisannya yang berjudul De Morte Peregrini atau Kematian
Peregrinus, Lucianus mencerca umat Kristen saat itu karena pemujaan mereka
terhadap Yesus, “yang masih mereka sembah, orang yang disalibkan di Palestina karena
memperkenalkan kultus baru ini kepada dunia.” (Lucian, The Passing Peregrinus; dikutip dalam Reinventing Jesus; J. Ed Komoszewski, M. James Sawyer, Daniel
B. Wallace; Kregel Publications, Grand Rapids, 2006, hal. 240-241)
C. CELSUS
Ia
adalah filsuf Romawi yang pada tahun 170 M menulis risalah yang mencemooh orang
Kristen yang menyembah seorang manusia sebagai Elohim :
“... mereka menyembah seorang
manusia yang baru muncul belakangan ini. Mereka menganggap penyembahan kepada
Elohim yang Agung konsisten dengan penyembahan kepada hambaNya sebagai Elohim.
Penyembahan terhadap Yesus ini lebih parah lagi, karena mereka tidak mau
mendengar pembicaraan apapun tentang Elohim, Bapa dari semua orang, kecuali
bila Yesus diikutsertakan.” (Celsus,
On
The True Doctine : A Discourse Against The Christians;
dikutip dalam Reinventing Jesus, hal. 241)
D. PLINY
Ia
adalah Gubernur Bitinia (saat ini
masuk dalam wilayah Turki) dari tahun 111 sampai 113 M. Pliny tidak menyukai
pengaruh Kekristenan yang mempengaruhi bisnis di kuil-kuil agama kafir. Sekitar
tahun 112 M, Pliny secara cerdik menulis surat kepada kaisar Trayanus. Ia menulis tentang kehidupan
sekte Kristen, “... bertemu secara
teratur menjelang fajar pada hari yang ditetapkan untuk mendaraskan ayat-ayat
secara bergantian guna menghormati Kristus seolah-olah Dia adalah seorang dewa.”
(Pliny, Letters and Panegyricus;
dikutip dalam Reinventing Jesus, hal. 243)
E. MARA BAR SARAPION
Dia
adalah seorang filsuf Stoa dari Syria yang menulis surat untuk anaknya Sarapion
yang tengah berada dalam penjara Romawi. Dia menasihati anaknya bahwa
kebijaksanaan mungkin akan dimusuhi oleh dunia yang penuh dengan kekerasan,
namun kebijaksanan itu sendiri abadi. Dia mengilustrasikannya dengan
menggambarkan kehidupan Socrates, Phytagoras, dan Yesus – kendati dia tidak
menyebut nama-Nya secara eksplisit. Demikian teks selengkapnya:
“Apakah baiknya orang-orang Athena
membunuh Socrates, karena perbuatan mereka dibalas dengan kelaparan dan wabah?
Apakah faedahnya orang-orang Samian membakar Phytagoras, karena akhirnya negeri
mereka seluruhnya terkubur di bawah pasir pada saat itu? Dan apakah manfaatnya
orang-orang Yahudi membunuh raja mereka yang bijaksana, karena kerajaan mereka
akhirnya direbut dari mereka dari saat itu? Tuhan dengan adil telah membalaskan
ketiga orang bijaksana ini. Orang-orang Athena mati oleh kelaparan, orang-orang
Samian ditenggelamkan ke laut, dan orang-orang Yahudi disembelih dan dihalau
dari kerajaannya, sehingga mereka hidup terpencar dimana-mana. Socrates tidak
mati, berterimakasihlah pada Plato; demikian pula Phytagoras, karena patung
Hera. Demikian juga sang raja bijasana tidak [mati], karena hukum baru yang ia
berikan.”
Mara Bar Serapion yang
menulis surat paling awal setelah kehancuran Yerusalem dan kemudian orang-orang
Yahudi terpencar (terdiaspora) ke pelbagai tempat, melihat Yesus sebagai
seorang raja yang bijaksana. Kemungkinan besar dia mengetahui bahwa saat Yesus
disalibkan Pilatus menuliskan keterangan di salib-Nya “Yesus, orang Nazaret, Raja orang
Yahudi” (INRI), yang tertulis dalam bahasa Ibrani, Latin, dan Yunani
(Yoh 19:19-20). Demikian pula dia mengenal hukum baru yang dibawa Yesus,
bukanlah hukum Taurat, melainkan hukum kasih yang mungkin diketahuinya dari
para pengikut Kristus. Tetapi Mara
sendiri adalah seorang filsuf kafir.
F. CORNELIUS TACITUS
Tacitus
adalah seorang sejarawan Romawi yang lahir sekitar 52 – 54 M dan meninggal
sekitar 120 M. Pada tahun 112 / 113 M dia menjadi pro konsul / gubernur di Asia. Dia menulis buku Annals
yang berisi sejarah kekaisaran Romawi periode 14 M – 68 M. Dalam bukunya Annals
volume XV, tentang Kaisar Nero
yang telah mengkambinghitamkan orang Kristen sebagai penyebab terbakarnya kota
Roma, ia menulis dalam Annals 15.44.2-3 sebagai berikut :
“… Nero dari keaiban oleh karena
dituduh telah sengaja menimbulkan kebakaran besar di Roma. Jadi untuk
menghentikan desas-desus itu dia mengalihkan tuduhan dengan memfitnah dan
menghukum dengan siksaan paling keji terhadap orang-orang yang disebut Kristen,
yang dibenci karena kejahatannya, Kristus, dari mana nama ini berasal, yang
menderita hukuman yang ekstrem (Dieksekusi) dalam pemerintahan Tiberius, di
tangan prokurator kita, Pontius Pilatus, dan sebuah ketidakmasukakalan yang
banyak mencelakakan, karena ketika dicek pada waktu itu, meletus lagi tidak
hanya di Yudea, sumber pertama kejahatan ini, tetapi bahkan di Roma, dimana
segala kengerian dan kebencian dari setiap bagian dunia mendapatkan pusatnya
dan menjadi popular.”
Demikian
laporan Tacitus, sejarawan Romawi,
yang menuturkan situasi pengikut Kristus di kota Roma. Tentang Kristus, Tacitus
menyebutkan bahwa dia telah menderita hukuman yang ekstrem pada masa
pemerintahan Pontius Pilatus. Tidak
disebutkan secara eksplisit cara eksekusinya, namun hukuman salib merupakan
cara eksekusi yang lazim pada masa itu bagi pelaku tindakan kriminal dan
pemberontakan. Paulus dipenggal kepalanya di Roma karena dia mempunyai
kewarganegaraan Romawi.
Demikianlah pernyataan-pernyataan dari beberapa penulis non
Kristen yang secara tidak langsung melaporkan bahwa sesungguhnya Yesus
benar-benar ada dalam masaNya. Pernyataan-pernyataan ini meneguhkan kesaksian
Injil kanonik yang menceritakan kehidupan dan pelayanan Yesus dalam dunia.
Mengenai sumber dari Bapa-bapa gereja akan saya tuliskan
dalam edisi berikutnya.
Buku-buku rekomendasi untuk memperkaya bahasan ini :
1. Against Celsus karya Origen (http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf04.vi.ix.i.ii.html)
2. Merekayasa Yesus, Craig A. Evans, Penerbit ANDI, 2007 (Fabricating Jesus, Craig A. Evans, InterVarsity Press, 2005) >>> {http://lilinkecil.com/product_info.php?manufacturers_id=21&products_id=434&osCsid=4b737af10ab44012dbcf068004dfb773}
3.
Reinventing Jesus; J. Ed Komoszewski, M. James Sawyer, Daniel B. Wallace; Perkantas - Divisi Literatur, 2011 (Reinventing Jesus; J. Ed Komoszewski, M. James Sawyer, Daniel B. Wallace; Kregel Publications, Grand Rapids, 2006) >>> {http://lilinkecil.com/product_info.php?products_id=1293}